Ketika Handphone (HP) baru mulai diperkenalkan,
konsumen tidak berkomentar tentang bentuk dan beratnya. Keunggulan HP saat itu
ialah sebagai alat komunikasi yang lebih fleksibel dibanding telepon mobil (yang
'terikat' pada mobilnya).
HP juga dianggap lebih unggul dari pager dan telpon umum, yang merupakan
alat komunikasi dengan biaya yang lebih terjangkau. Dengan HP, kita 'nyaris'
bisa berkomunikasi dimana saja dan kapan saja.
Saat HP mulai menggejala, saya sama sekali tidak
tertarik untuk memilikinya. Pertama, karena mobilitas saya memang rendah (saya
lebih sering di bengkel, ketimbang keluyuran di luar). Kedua, saya jarang
menelpon (lagi-lagi karena saya lebih sering di bengkel dan hanya menerima
telpon).
Lama kelamaan, ukuran HP mengecil dan ringkas. Kemampuan
yang dijejalkan ke dalam alat komunikasi ini semakin banyak, HP pun menjadi
multifungsi. Selain punya banyak pilihan nada dering, HP juga bisa menjadi
weker karena ada fungsi alarm nya. Jam yang ada di HP pun bisa disesuaikan
dengan wilayah keberadaan kita, di belahan Asia, Eropa atau Amerika.
Sekarang, HP bisa berfungsi sebagai kamera, penyimpan
data, pemutar lagu, bahkan bisa difungsikan seperti laptop. Entah apa istilah
tepatnya: HP yang setara laptop atau laptop yang bisa dipakai menelpon. Entah HP
yang bisa berfungsi sebagai kamera atau kamera yang bisa langsung meng-upload
ke internet. HP yang sedemikian canggihnya pun menjadi semakin murah dan
ringkas.
HP merupakan produk teknologi yang sangat berpengaruh
terhadap perilaku konsumen atau pemakainya. Kemudahan dan kelengkapan dari
berbagai fitur nya membuat si pemakai menjadi lebih mudah kecanduan. Dan karena
perubahan/perkembangannya yang sangat cepat, life cycle dari produk HP juga menjadi sangat pendek.
Orang mudah berubah kegemarannya, berpindah dari merk gadget satu ke yang lainnya. Begitu ada
fitur baru, konsumen pun berbondong-bondong membelinya. Bagaimana dengan produk
yang kita miliki? Apakah kita 'mikiri' sedemikian rupa? Maksudnya, apakah kita
selalu berusaha mencari terobosan-terobosan baru, yang membuat produk kita
senantiasa disukai konsumen?
Apakah kita 'mengenali', kapan life cycle produk kita mulai menurun? Apakah kita menjaga agar
produk kita selalu di posisi teratas (di benak konsumen)? Apakah kita pernah
punya produk yang begitu hebatnya, sehingga ditiru oleh kompetitor? Apa saja
keunggulan produk kita selama ini?
Sebagai business
owner, kita tidak bisa diam saja atau berpangku tangan. Bahkan ketika kita
sedang di posisi tertinggi, sebagai market
leader sekalipun, kita harus selalu menyiapkan produk-produk andalan.
Apakah Anda sudah punya produk andalan?
** Coach Suwito
Sumargo: The Winner Supportive Coach Award & System Award 2014 (Business
Excellence Forum Award 2014)
0 komentar:
Posting Komentar