Kata
sustainable
company
sering dikaitkan dengan upaya-upaya
pelestarian lingkungan hidup. Tapi kali ini saya ingin menerjemahkannya sebagai
sebuah perusahaan yang tahan lama, tahan banting dan tetap populer untuk waktu yang
sangat lama, atau perusahaan
yang berkelanjutan.
Bila
batasan ‘lama’ itu adalah bilangan 5 atau 10 tahun, mungkin kurang relevan.
Sebuah perusahaan yang (baru) bertahan selama 5 tahun, masih dianggap belum apa-apa, belum (terbukti)
cukup tahan banting atau tahan lama. Padahal, banyak pemilik perusahaan yang
sudah ngos-ngosan
ketika mempertahankan keberadaan perusahaannya pada 5 tahun pertama.
Bila
toh akhirnya si pemilik perusahaan ini berhasil melewati masa 5 tahunnya yang
kedua…dengan baik tentunya, maka si pemilik perusahaan ini boleh sedikit lega, dan
boleh mulai merasa optimis bahwa perusahaannya bakal bisa bertahan hingga
dekade berikutnya.
Ehmm…siapa
tahu?
Inovasi Produk
dan Merk yang Kuat
Sebuah
perusahaan dianggap berkelanjutan,
bila dalam kurun waktu dua atau tiga puluh tahun selalu mempunyai produk (atau
produk-produk) yang digemari oleh
konsumen. Yang produk-produknya
senantiasa dicari dan diminati oleh para pelanggannya. Setiap kali melaunch produk baru, senantiasa laris.
Bukan
hanya produknya yang dicari, tapi merknya
pun sangat dikagumi dan terpercaya. Apple dan Samsung merupakan dua jawara,
yang launching produknya hampir selalu booming, fantastis.
Apa
sebenarnya yang membuat produk perusahaan-perusahaan ini begitu digandrungi? Tak lain karena mereka mampu
menyajikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Bahkan,
perusahaan-perusahaan
semacam ini mampu menciptakan trend baru, dan konsumen menggandrunginya, ngefans
terhadap merknya.
Perusahaan-perusahaan yang ingin sustainable memang harus rajin-rajin menciptakan
produk-produk
inovatif. Dan tidak cukup dengan inovatif saja, tapi setiap produk juga harus
dikomunikasikan dengan benar, hingga konsumen mendapat persepsi yang pas
tentang produk inovatif tersebut. Komunikasi yang tepat inilah yang membuat
konsumen antri saat launching sebuah
produk baru.
Dan
bila sebuah perusahaan selalu mencetak rekor penjualan saat launching produk inovatifnya, maka boleh
dibilang perusahaan tersebut berpeluang mendapat julukan sustainable company.
Value dan
Vision
Bagaimana
perusahaan-perusahaan
tersebut sedemikian konsisten dan menjadi jawara dari tahun ke tahun? Kunci
pertama dilihat dari
visi perusahaan. Di visi perusahaanlah terletak
value
apa saja yang ingin dipertahankan sebagai identitas perusahaan. Visi yang
mengedepankan kesejahteraan umat manusia, akan lebih tahan lama (sustainable) ketimbang visi yang
semata-mata mencari keuntungan pribadi saja.
Itulah
sebabnya, ketika sebuah perusahaan menunjukkan kepeduliannya pada pelestarian
lingkungan hidup, maka merk
perusahaan tersebut menjadi terpercaya. Orang membeli dan menggunakan produknya
sebagai penghargaan atas visi perusahaan. Dan…konsumen percaya bahwa produknya
benar-benar bagus. Tentang
kiprah perusahaan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup, Anda bisa
membuka link berikut ini: http://www.coca-colacompany.com/plantbottle-technology/
Kualitas
Ada
satu hal lagi yang mungkin dianggap ‘biasa’ pada perusahaan-perusahaan yang tahan lama ini,
yaitu: kualitas yang
senantiasa terjaga. Kualitas nomor 1 sudah menjadi keharusan, kebiasaan. Bila
sebuah perusahaan ingin bertahan untuk waktu yang lama, maka setiap produknya
(tanpa kecuali) harus berkualitas
nomor 1. Sebuah perusahaan yang sustainable
haruslah konsisten menghasilkan produk-produk berkualitas, tanpa kecuali.
Profit
Terakhir,
perusahaan hanya akan mampu bertahan lama, bila operasional perusahaan tersebut
mendatangkan cukup profit/keuntungan
bagi para pemilik (share holders) dan
karyawan. Kalau di bagian
atas tadi lebih banyak diceritakan tentang benefit
di pihak konsumen, maka profit terutama dinikmati oleh share holders.
Share holders
tidak hanya menginginkan profit, tapi juga senantiasa bercita-cita memperoleh profit
yang sebesar-besarnya
melalui investasi seminimal mungkin. Share
holders juga sangat gembira, bila investasi yang ditanamkannya mampu bertahan
untuk waktu yang lama, dan
tetap memberikan keuntungan.
Bagaimana
share holders bisa ‘menghemat’
investasi? Salah satu caranya adalah melakukan perawatan terhadap fasilitas
produksi. Dengan perawatan yang teratur, maka produktifitas mesin akan tetap
terpelihara, masa pakainya menjadi semakin panjang dan tingkat kerusakan dapat
diperkecil. Dengan demikian, penggantian mesin atau fasilitas produksi bisa
ditunda, bukan?
Tentu
saja, bukan hanya keuntungan yang bisa dinikmati oleh share holders, tapi juga kesejahteraan karyawan dan masyarakat
sekitarnya. Perusahaan yang mampu meningkatkan kesejahteraan, tentu akan lebih
‘dicintai’ oleh karyawannya. Dengan demikian, turn over karyawan menjadi rendah dan produktifitasnya meningkat.
Menjadi
perusahaan yang tahan lama, tahan banting dan tetap digemari oleh konsumen,
karyawan dan masyarakat tidaklah mudah. Benar, bukan?