Mungkin banyak pengusaha yang pernah atau sedang merasakan
betapa sulitnya mendapatkan pelanggan baru dibandingkan mempertahankan pelanggan
lama. Memang benar, rata-rata biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh
pelanggan baru kira-kira 6x lebih mahal daripada biaya untuk mempertahankan
pelanggan lama.
Namun mempertahankan
pelanggan lama juga bukan sebuah hal yang mudah. Tidak semua pelanggan yang
kelihatannya sering datang dan belanja bisa dikategorikan pelanggan loyal. Bisa
saja mereka datang karena harga anda (sementara) yang paling murah, namun
begitu ada penawaran lainnya yang lebih kompetitif, bisa saja mereka
"kabur" dari anda.
Demikian juga pelanggan yang jarang beli ke anda belum tentu
mereka tipe yang tidak setia. Bisa saja di luar mereka memuji anda di depan
teman-temannya atau mereferensikan bisnis anda ke orang lain tanpa anda minta
atau beri imbalan apapun.
Nah, lalu apa cara yang bisa kita tempuh untuk mempertahankan
pelanggan? Ada 2 cara:
Pertama dengan cara Non Teknis. Yaitu meningkatkan servis
anda, berhubungan secara personal dengan pelanggan anda, sampai memberikan
surprise-surprise menarik setiap kali mereka belanja. Saya tidak akan bicara
banyak tentang ini.
Kedua, cara Teknis. Ini yang saya ingin bahas lebih dalam.
Untuk membuat pelanggan setia, sebetulnya anda tinggal meningkatkan Switching Cost alias beban yang harus
ditanggung pelanggan anda dibuat tinggi jika hendak migrasi ke kompetitor anda.
Contoh: baru-baru ini saya mencoba paket ISP (Internet Service Provider) yang sudah
mengusung teknologi 4G. Saya iseng-iseng mencoba karena ada penawaran menarik.
Ada sebuah peraturan unik yang diterapkan oleh provider tersebut. Setiap kali
saya isi ulang pulsa secara tepat waktu, maka quota lama saya akan otomatis
diakumulasikan ke quota yang saya beli. Namun bila saya terlambat mengisi ulang
sampai jatuh tempo tidak melakukan isi ulang, maka ketika saya isi ulang, quota
saya yang lama akan hangus. Menarik bukan?
Ini adalah yang disebut Switching
Cost yang tinggi buat saya sebagai pelanggan. Saya merasa sayang bila quota
saya yang belum saya pakai hangus gara-gara saya tidak mengisi ulang tepat
waktu. Coba dibayangkan jika setiap bulan ada sisa 2 GB quota, dan setelah
sepuluh bulan, saya berhasil "mengumpulkan" 20 GB akumulasi sisa
quota. Di bulan 11 jika saya terlambat bayar isi ulang yang "hanya"
100 rb rupiah, hangus semua 20 GB tersebut. Tentu terkesan sangat
"mahal" harganya bukan untuk saya?
Ini adalah teknik untuk membuat saya menjadi
"loyal" dengan provider tersebut
dalam jangka waktu yang cukup lama. Karena semakin lama semakin mahal biaya
yang harus saya tanggung bila ingin beralih ke provider lainnya.
Nah, sudahkah anda mendesign teknis "Switching Cost" di bisnis anda?
Semoga bermanfaat!
Salam The Next Level!
Semoga bermanfaat!
Salam The Next Level!
* Coach Humphrey Rusli:
- Coach
of the Year 2014 (BEF Award Indonesia 2014);
- Sales Coach of the
Year 2012 se-Asia dan Australia;
- Associate Coach of
the Year 2013 tingkat Internasional (44 negara).