Santap siang dengan menu kesukaan
di depot favorit...ehm, yummy. Tapi kali ini beda. Setelah menyiram kuah ke piring nasi dan lauk, 1 sendok
pertama pun masuk ke mulut. Oops...rasanya lain, nggak seperti biasanya, kali
ini terasa asin. Saya coba lagi sendok kedua...tidak salah, terasa amat asin.
Saya pun menoleh ke
si penjual sembari bertanya: "Bisa minta kecap manis?"
Si penjual balik
bertanya: "Kenapa?"
"Asin,"
jawab saya sambil nyengir.
"Tolong jangan
dimakan. Saya segera ganti dengan yang baru," jawabnya tangkas sambil
bergegas masuk ke dapur.
Tak lama kemudian,
pelayan menyodorkan 1 set menu baru.
"Yah, sudah
pas," kata saya sambil mengacungkan jempol.
Dalam hati saya
mengagumi, depot ini sudah memberikan layanan prima. Dia tahu tanda-tanda awal
pelanggan yang bakal nggak puas. Saya memang pelanggan setia dan si penjual
tahu pasti dengan kesukaan saya, yang notabene
adalah menu standard mereka.
RESPON CEPAT, itu
kata kuncinya.
Di banyak
perusahaan, respon atas complaint
seringkali lambat. Bahkan berbelit, seolah si pengusaha menolak dicomplaint. Seolah kesalahan itu ada pada
pelanggan. Alhasil, pelanggan pun ngomel: "Pengusaha kok mau menangnya
sendiri". Perusahaan seperti ini sangat mungkin ditinggalkan pelanggannya.
So, apakah Anda
sudah memiliki team yang mampu memberikan respon cepat, untuk mempertahankan
kepuasan pelanggan?
** Coach Suwito Sumargo: The Winner Supportive Coach Award & System
Award 2014 (Business Excellence Forum Award 2014)
0 komentar:
Posting Komentar