“Coach, gimana ya cara
mendisiplinkan karyawan?”
“Apa dulu
kasusnya?”
“Gini...ini
biasanya terjadi setelah meeting
bulanan. Manager saya, yang mestinya setelah melakukan follow up, dia wajib melaporkan proses dan hasilnya. Tapi dia tidak
melaporkan, sampai saya tanyai dia. Saya pinginnya sih, karyawan-lah yang
otomatis melaporkan perkembangannya. Gimana, Coach kalau seperti ini?”
Kejadian
seperti ini, sudah sering saya dengar. Mari kita cari solusinya.
Karyawan
tidak otomatis melaporkan, karena dia tidak/belum merasa punya kepentingan
dengan 'urusan' itu. ‘Sebodoh’ amat...mereka cuek saja, karena beranggapan si
Boss-lah yang butuh.
Kalau seperti
ini, maka kita harus berusaha mengubah pola meeting-nya.
Jangan hanya one-way, tapi lebih
interaktif dan karyawan diberi kesempatan menyampaikan pendapat. Lalu, mereka
diminta komitmennya untuk menjalankan.
Bila mereka
bisa menjalankan dengan baik, maka kita hargai upayanya. Ini akan merangsang
mereka untuk menjalankannya terus-menerus sehingga akhirnya menjadi kebiasaan.
Kita tak perlu lagi menagih laporan.
Memupuk
kebiasaan ini tentu tidak mudah. Itu sebabnya, kita seringkali mencari karakter
orang yang disiplin. Yang sudah punya kebiasaan, atau yang mungkin sudah
terbiasa/ dibiasakan disiplin di tempat kerja sebelumnya.
Disiplin itu
umumnya hasil dari bentukan, entah karena tradisi keluarga, atau
lingkungan.
Bila kita
ingin karyawan kita disiplin, sebaiknya dimulai dari diri kita. Dan kita harus
berusaha menularkannya hingga lingkungan di sekitar kita punya kebiasaan
disiplin.
Salam The NEXT Level!
* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki
pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise
otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The
Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah
banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih
menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam
bisnisnya.
0 komentar:
Posting Komentar