business-forum

coaches

More Video! Visit : BARACoaching Channel on Youtube

Sabtu, 26 Juli 2014

FORUM RAMADHAN - BELAJAR PRINSIP RASULULLAH DARI KACAMATA BISNIS


Foto Bersama Para Coaches BARACoaching, Nara Sumber, dan Peserta Forum.
Ketotalan dan keprofesionalan Rasulullah dalam menjalankan pekerjaan merupakan salah satu teladan penting yang bisa diambil untuk dijadikan modal dalam bersaing di era bisnis sekarang ini. Hal ini disampaikan oleh coach Han Budiyono selaku salah satu pembicara dalam Forum Intelektual Bisnis bertajuk “Teladan Kepemimpinan Rasulullah bagi Pebisnis Abad-21, Kamis, 17 Juli 2014 lalu.
Acara yang diadakan untuk memperingati bulan suci Ramadhan ini, juga sebagai bentuk kegiatan ActionCOACH BARACoaching Surabaya sebagai salah satu lembaga yang mengedepankan pengembangan dan pembelajaran bisnis. Bertempat di Office BARACoaching, forum ini dihadiri oleh para pemilik bisnis, pegiat media, sampai para profesional dari berbagai bidang usaha.
Dalam salah satu diskusi, Adirifi, salah satu peserta dari SHE FM bertanya tentang seberapa penting sifat sabar dalam menunjang kesuksesan. Menanggapi hal tersebut, Kris Dwiantoro, sebagai salah satu nara sumber bertutur bahwa sabar merupakan kunci kehidupan. Sabar dibedakan menjadi beberapa tingkatan, diantaranya sabar dalam menerima ujian dan sabar dalam menjalankan perintahNya. Berbicara tentang sabar bukan hanya kemampuan untuk menahan diri, namun juga sabar yang tetap aktif.
“Sabar yang dimaksud disini adalah sabar yang tetap aktif. Aktif berusaha mencapai tujuan, namun hasilnya tetap hak Allah yang menentukan,” tegas pria yang juga pemilik PT. Nisrina Indonesia (Nisrina Hijab) ini.
Sependapat dengan itu, Yasir Salim, nara sumber kedua dalam forum menjelaskan, sabar adalah sikap menerima masalah yang terjadi, tapi tetap aktif mencari solusinya. Sebagai salah satu pengusaha kurma terlengkap di Indonesia timur, pemilik Lawang Agung ini juga pernah menghadapi masalah ketika menghadapi komplain dari pelanggan, bahkan disampaikan lewat media massa.
“Istri saya waktu itu sempat tanya kok masih bisa senyum. Justru kalau kita panik, kita malah tidak bisa mencari jalan keluarnya. Dengan sabar dan menahan diri kita memahami ada hikmah atau jalan keluarnya. Ini kita jadikan sebagai ajang untuk introspeksi diri, dan juga kesempatan untuk menghandling komplain pelanggan dengan baik, sehingga mencapai kepuasaan pelanggan,” papar pria yang mengaku memulai usaha dari nol ini panjang lebar.
Menyikapi tentang sikap sabar dalam bisnis, coach Han, sebagai salah satu pelatih bisnis Internasional lebih menjelaskan dari sisi bagaimana agar sabar itu bisa terbentuk.
“Sabar itu merupakan kemampuan untuk tetap tenang meskipun kondisi melawan kita. Ada dua hal yang perlu diketahui agar kita bisa sabar. Pertama, tahu mana yang benar dan mana yang salah. Kedua, mengetahui kemana ujungnya dan bagaimana cara menuju ke sana atau mencapainya. Nah, permasalahan dari sabar itu, sudah tahu jatuh, ada masalah, tapi tidak tahu ujungnya. Itu kenapa orang itu jadi emosi dalam menghadapi masalah,” tutur pelatih bisnis yang juga pendiri BARACoaching (ActionCOACH East Java-Bali) ini.

Silaturahmi dalam Bisnis
Selain sabar, salah satu kunci sukses bisnis dan dakwah Rasulullah adalah bersilahturahmi. Hal ini juga ditanyakan oleh Aries Syadzarwan dari Suara Surabaya sekaligus sebagai moderator acara.
Bila dihubungkan dengan praktek yang sudah dilakukan dalam bisnis, Pak Kris dari Nisrina mengungkapkan, selama ini pihak Nisrina banyak mendatangi perusahaan dan kantor-kantor untuk mengenalkan tentang hijab stylish. Jadi awalnya yang semula tdak tahu menjadi tahu. Dan keuntungannya, mereka juga mengenal lebh dekat tentang Nisrina.
“Dalam hadits disebutkan, bahwa shadaqah dan silahturahmi itu bisa memperbanyak rezki. Selama ini, selain mendatangi kantor-kantor, kita juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan, terutama yang punya jurusan tata busana untuk kita kenalkan hijab, sebagai salah satu ekstra kurikuler. Selain itu, kita juga selalu mengadakan gathering dengan agen dan distributor kita,” ungkap pria yang akrab disapa pak Kris ini.
Lalu kenapa dalam bisnis silahturahmi atau networking sering tidak berhasil?
“Satu elemen silahturahmi yang tidak boleh tertinggal adalah ikhlas, tidak dimulai dengan embel-embel. Kalau tidak begitu, maka keliatan sekali si pelaku lebih mengedepankan kepentingannya, tanpa peduli kepentingan calon partner,” jelas coach Han terkait hal ini.
Meneladani nilai-nilai Rasulullah dalam kehidupan, memang tidak akan pernah ada habisnya. Selama menjadi pedagang, Rasulullah dkenal dengan julukan Al Amin, artinya dapat dipercaya. Masalahnya, apakah kejujuran masih bisa diterapkan dalam bisnis dewasa ini?
“Dalam hal apapun, jujur adalah harga mati,” tegas Pak Kris. “Menurut saya Rasul adalah seorang yang jenius. Rasul melakukan hal berbeda dari pedagang lain. Dalam menawarkan barang, berbeda dengan pedagang lain, beliau memberi tahu dia membeli dengan harga berapa, terserah pembeli membeli dengan harga berapa” tambahnya.
Dalam berbisnis, pria berkaca mata yang senang tampil casual ini pun menerapkan sikap jujur dalam dunia bisnis. Salah satunya dengan membuka showroom barang produksi Nisrina yang ‘cacat’.
“Jadi bila ada cacat atau apa, bukan kita sembunyikan. Kita punya sendiri toko khusus untuk menjual barang-barang itu. Pengunjungnya pun tidak kalah ramai.”
Senada dengan itu, Pak Yasir juga berkata bahwa selama ini dia berusaha untuk menyampaikan informasi apa adanya kepada customer. Pria berdarah Arab ini juga mengungkap, banyak diajarkan tentang nilai kejujuran sedari kecil oleh sang Ayah.
“Kita menyampaikan informasi apa adanya kepada customer. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Dalam dunia usaha misalnya, kurma yang kita jual selalu ada contohnya. Jika ada kurma yang tidak sesuai dengan contohnya, kita sampaikan. Jujur sebenarnya adalah kunci sukses Rasul dalam berdagang. Beliau menyampaikan, syarat dalam jual-beli, penjual dan pembeli harus sama-sama ikhlas. Kalau pembelinya tidak ikhlas maka hukumnya tidak sah. Dan penjual makan hak milik orang lain.”
Di akhir acara, coach Han memberikan kesimpulan tentang teladan Rasulullah apa saja yang bisa diambil untuk dijadikan modal dalam bersaing di era bisnis dewasa ini.
Yang utama adalah ketotalan dan keprofesionalannya dalam mengelola.  Jarang ada tokoh yang dikenal sebagai tokoh agama, sekaligus tokoh sekuler yang baik. Karena Rasulullah, profesional saat menjalankan usaha dan profesional saat berdakwah.
“Dalam dunia bisnis sekarang profesional seperti apa? Profesional dalam marketing, HRD, tim building, operasonal, sampai financial. Nah, ketika kita membenahi ini semua, kita bisa bersaing, dalam artian, bisa bertahan terhadap pukulan. Baru setelah melewati itu, kita bisa berekspansi,” ungkap coach Han.
Lebih lanjut, coach Han bertutur, dalam dunia bisnis, lawan kita adalah diri kita sendiri. Mengutip seorang Anthony Robbins, tugas utama dalam kehidupan adalah “be the best we can be”. Menjadi versi terbaik dari diri kita. Bukan menjadi lebih baik dari orang lain.
“Jadi selain kejujuran, maka  prinsip Rasulullah yang bisa kita teladani adalah totalitas dan profesionalisme beliau dalam semua bidang kehidupan, sehingga menjadi sosok yang sempurna,” tutup coach Han.
Selain forum diskusi dengan pemilik bisnis, acara ini dilanjutkan dengan buka bersama peserta dan anak yatim dari Panti Asuhan Assakinah Surabaya.

Senin, 14 Juli 2014

3 PROBLEM UTAMA DALAM PERUSAHAAN KELUARGA


Perusahaan keluarga merupakan cikal bakal berbagai perusahaan multinasional, bahkan yang mampu menembus usia puluhan hingga ratusan tahun. Meskipun begitu, mengelola perusahaan keluarga ternyata punya tantangan yang berbeda dengan perusahaan modern pada umumnya.
Ada 3 problem utama yang harus diperhatikan, agar tidak tergerus ‘arus’ persaingan dunia bisnis. Mulai dari perencanaan suksesi yang matang, tata kelola yang profesional, sampai masalah kesejahteraan.

1.      Suksesi
Menentukan anggota keluarga yang akan menduduki pucuk pimpinan pada suatu perusahaan keluarga, seringkali merupakan masalah yang pelik. Hal ini terjadi karena adanya gap antara orang tua yang sekarang memimpin dengan anak atau calon penggantinya. Gap tersebut antara lain dalam hal kapasitas, kapabilitas, karakter, kepemimpinan (leadership) ataupun keterampilan manajerial.
Demi menghindari masalah diatas, banyak orang tua yang mempersiapkan anaknya dengan lebih sungguh-sungguh. Antara lain menyekolahkan mereka ke sekolah-sekolah terbaik, termasuk mengirim ke luar negeri.
Ada juga orang tua yang memberikan kesempatan kepada anaknya untuk bekerja di perusahaan sendiri sejak dini atau usia muda. Bahkan mengharuskan anaknya untuk memulai karir dari jenjang terbawah.
Selain masalah gap, hambatan lain dalam suksesi, yaitu karena adanya budaya timur yang mengutamakan anak laki-laki (dan anak sulung) saja yang berhak sebagai penerus (pimpinan) pada perusahaan keluarga.
Perlakuan istimewa terhadap calon penerus ini tak jarang menimbulkan gesekan dengan para professional yang kadang-kadang justru memiliki banyak kelebihan atau keunggulan.
Masalah lain yang sering dikeluhkan adalah perbedaan karakter antara orang tua dengan calon penerusnya. Bila sang orang tua punya daya juang yang hebat karena memang ditempa oleh kehidupan yang penuh tantangan, maka sebaliknya si calon penerus justru hidup berkelimpahan sehingga tidak memiliki ketangguhan mental.
Dibanding 2 poin sebelumnya, pembentukan karakter pada calon penerus merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Isu gender dan tradisi timur lain mungkin bukan merupakan masalah utama.
Sedangkan tentang pemilihan sekolah yang baik, tampaknya lebih karena alasan lingkungan ketimbang mutu pendidikannya. Karena lingkungan inilah yang membentuk karakter seseorang.
Lalu apa yang bisa dikerjakan orang tua dalam mempersiapkan anak yang akan menjadi penerus?
Pembentukan karakter harus dilakukan sejak usia dini dan bahkan (bila perlu) mengharuskan si anak untuk bekerja di perusahaan lain, demi membentuk karakter, terutama sikap disiplin dan berani bertanggungjawab. Menyerahkan pembentukan karakter ke tangan orang lain yang mampu lebih tegas ketimbang orang tua kandung yang cenderung memanjakan.

2.      Tata Kelola dan Keterlibatan Anggota Keluarga
Seringkali terjadi, anggota keluarga (saudara kandung, sepupu atau paman-bibi) terlibat sejak awal dalam perusahaan keluarga. Awalnya keterlibatan ini memang menguntungkan, karena ada rasa saling percaya satu sama lain.
Permasalahan baru muncul ketika para anggota keluarga ini memperoleh keistimewaan yang tidak berdasar atau secara tidak fair. Keterlibatan anggota keluarga ini juga bisa berdampak makin buruk, bila mereka lebih mengedepankan hak selaku pemilik perusahaan.
Perusahaan keluarga yang dikelola secara tradisional, seringkali tidak mempunyai batasan kepemilikan. Berbeda dengan perusahaan-perusahaan modern yang kepemilikannya berdasarkan atas saham dan mempunyai struktur organisasi yang lebih profesional.
Untuk menghindari masalah ini, maka perusahaan keluarga sudah selayaknya menerapkan tata kelola yang lebih profesional, memiliki struktur organisasi, job description, dll., yang harus dipatuhi siapapun, termasuk anggota keluarga.
Tata kelola yang baik juga akan memberikan imbalan (= gaji, insentif, bonus, dll.) yang wajar dan sesuai dengan kapasitas, kapabilitas, kompetensi dan kinerja siapapun, termasuk anggota keluarga.

3.      Kesejahteraan
Salah satu cita-cita pendiri perusahaan keluarga adalah menjaga agar anak (keturunan) tetap dapat hidup sejahtera. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan menjadi sumber kesejahteraan anak-cucu.
Hal ini merupakan masalah pelik, karena seringkali generasi penerus cenderung menikmati dan tidak menjaga kesinambungan perusahaan. Statistik mengungkapkan bahwa amat sedikit perusahaan keluarga yang bisa berlanjut sampai generasi ke-tiga (12%), apalagi sampai generasi ke-empat (3%).
Persaingan yang semakin ketat, juga menggerus keunggulan perusahaan keluarga. Pertumbuhan perusahaan yang melambat, mengurangi kemampuan perusahaan dalam membagikan lebih banyak deviden.
Merosotnya kesejahteraan bagi anggota keluarga, semakin diperparah bila terjadi perebutan kekayaan diantara anggota keluarga.

Penulis: Coach Suwito Sumargo**
** The Winner Supprotive Coach Award & System Award 2014 (Business Excellence Forum Award Indonesia 2014)