Foto Bersama Para Coaches BARACoaching, Nara Sumber, dan Peserta Forum. |
Ketotalan
dan keprofesionalan Rasulullah dalam menjalankan pekerjaan merupakan salah satu
teladan penting yang bisa diambil untuk dijadikan modal dalam bersaing di era
bisnis sekarang ini. Hal ini disampaikan oleh coach Han Budiyono selaku salah
satu pembicara dalam Forum Intelektual Bisnis bertajuk “Teladan Kepemimpinan
Rasulullah bagi Pebisnis Abad-21, Kamis, 17 Juli 2014 lalu.
Acara yang diadakan untuk memperingati
bulan suci Ramadhan ini, juga sebagai bentuk kegiatan ActionCOACH BARACoaching
Surabaya sebagai salah satu lembaga yang mengedepankan pengembangan dan
pembelajaran bisnis. Bertempat di Office BARACoaching, forum ini dihadiri oleh
para pemilik bisnis, pegiat media, sampai para profesional dari berbagai bidang
usaha.
Dalam salah satu diskusi,
Adirifi, salah satu peserta dari SHE FM bertanya tentang seberapa penting sifat
sabar dalam menunjang kesuksesan. Menanggapi hal tersebut, Kris Dwiantoro, sebagai
salah satu nara sumber bertutur bahwa sabar merupakan kunci kehidupan. Sabar
dibedakan menjadi beberapa tingkatan, diantaranya sabar dalam menerima ujian
dan sabar dalam menjalankan perintahNya. Berbicara tentang sabar bukan hanya
kemampuan untuk menahan diri, namun juga sabar yang tetap aktif.
“Sabar yang dimaksud disini
adalah sabar yang tetap aktif. Aktif berusaha mencapai tujuan, namun hasilnya
tetap hak Allah yang menentukan,” tegas pria yang juga pemilik PT. Nisrina
Indonesia (Nisrina Hijab) ini.
Sependapat dengan itu, Yasir
Salim, nara sumber kedua dalam forum menjelaskan, sabar adalah sikap menerima
masalah yang terjadi, tapi tetap aktif mencari solusinya. Sebagai salah satu
pengusaha kurma terlengkap di Indonesia timur, pemilik Lawang Agung ini juga
pernah menghadapi masalah ketika menghadapi komplain dari pelanggan, bahkan
disampaikan lewat media massa.
“Istri saya waktu itu sempat
tanya kok masih bisa senyum. Justru kalau kita panik, kita malah tidak bisa
mencari jalan keluarnya. Dengan sabar dan menahan diri kita memahami ada hikmah
atau jalan keluarnya. Ini kita jadikan sebagai ajang untuk introspeksi diri,
dan juga kesempatan untuk menghandling
komplain pelanggan dengan baik, sehingga mencapai kepuasaan pelanggan,” papar pria
yang mengaku memulai usaha dari nol ini panjang lebar.
Menyikapi tentang sikap sabar
dalam bisnis, coach Han, sebagai salah satu pelatih bisnis Internasional lebih
menjelaskan dari sisi bagaimana agar sabar itu bisa terbentuk.
“Sabar itu merupakan kemampuan untuk
tetap tenang meskipun kondisi melawan kita. Ada dua hal yang perlu diketahui
agar kita bisa sabar. Pertama, tahu mana yang benar dan mana yang salah. Kedua,
mengetahui kemana ujungnya dan bagaimana cara menuju ke sana atau mencapainya.
Nah, permasalahan dari sabar itu, sudah tahu jatuh, ada masalah, tapi tidak
tahu ujungnya. Itu kenapa orang itu jadi emosi dalam menghadapi masalah,” tutur
pelatih bisnis yang juga pendiri BARACoaching (ActionCOACH East Java-Bali) ini.
Silaturahmi
dalam Bisnis
Selain sabar, salah satu kunci
sukses bisnis dan dakwah Rasulullah adalah bersilahturahmi. Hal ini juga
ditanyakan oleh Aries Syadzarwan dari Suara Surabaya sekaligus sebagai
moderator acara.
Bila dihubungkan dengan praktek
yang sudah dilakukan dalam bisnis, Pak Kris dari Nisrina mengungkapkan, selama
ini pihak Nisrina banyak mendatangi perusahaan dan kantor-kantor untuk
mengenalkan tentang hijab stylish.
Jadi awalnya yang semula tdak tahu menjadi tahu. Dan keuntungannya, mereka juga
mengenal lebh dekat tentang Nisrina.
“Dalam hadits disebutkan, bahwa
shadaqah dan silahturahmi itu bisa memperbanyak rezki. Selama ini, selain
mendatangi kantor-kantor, kita juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan,
terutama yang punya jurusan tata busana untuk kita kenalkan hijab, sebagai
salah satu ekstra kurikuler. Selain itu, kita juga selalu mengadakan gathering dengan agen dan distributor
kita,” ungkap pria yang akrab disapa pak Kris ini.
Lalu kenapa dalam bisnis
silahturahmi atau networking sering
tidak berhasil?
“Satu elemen silahturahmi yang
tidak boleh tertinggal adalah ikhlas, tidak dimulai dengan embel-embel. Kalau
tidak begitu, maka keliatan sekali si pelaku lebih mengedepankan
kepentingannya, tanpa peduli kepentingan calon partner,” jelas coach Han
terkait hal ini.
Meneladani nilai-nilai
Rasulullah dalam kehidupan, memang tidak akan pernah ada habisnya. Selama
menjadi pedagang, Rasulullah dkenal dengan julukan Al Amin, artinya dapat
dipercaya. Masalahnya, apakah kejujuran masih bisa diterapkan dalam bisnis
dewasa ini?
“Dalam hal apapun, jujur adalah
harga mati,” tegas Pak Kris. “Menurut saya Rasul adalah seorang yang jenius.
Rasul melakukan hal berbeda dari pedagang lain. Dalam menawarkan barang,
berbeda dengan pedagang lain, beliau memberi tahu dia membeli dengan harga
berapa, terserah pembeli membeli dengan harga berapa” tambahnya.
Dalam berbisnis, pria berkaca
mata yang senang tampil casual ini pun menerapkan sikap jujur dalam dunia
bisnis. Salah satunya dengan membuka showroom
barang produksi Nisrina yang ‘cacat’.
“Jadi bila ada cacat atau apa,
bukan kita sembunyikan. Kita punya sendiri toko khusus untuk menjual barang-barang
itu. Pengunjungnya pun tidak kalah ramai.”
Senada dengan itu, Pak Yasir juga
berkata bahwa selama ini dia berusaha untuk menyampaikan informasi apa adanya
kepada customer. Pria berdarah Arab
ini juga mengungkap, banyak diajarkan tentang nilai kejujuran sedari kecil oleh
sang Ayah.
“Kita menyampaikan informasi
apa adanya kepada customer. Tidak ada
yang ditutup-tutupi. Dalam dunia usaha misalnya, kurma yang kita jual selalu
ada contohnya. Jika ada kurma yang tidak sesuai dengan contohnya, kita
sampaikan. Jujur sebenarnya adalah kunci sukses Rasul dalam berdagang. Beliau
menyampaikan, syarat dalam jual-beli, penjual dan pembeli harus sama-sama
ikhlas. Kalau pembelinya tidak ikhlas maka hukumnya tidak sah. Dan penjual
makan hak milik orang lain.”
Di akhir acara, coach Han
memberikan kesimpulan tentang teladan Rasulullah apa saja yang bisa diambil
untuk dijadikan modal dalam bersaing di era bisnis dewasa ini.
Yang utama adalah ketotalan dan
keprofesionalannya dalam mengelola. Jarang
ada tokoh yang dikenal sebagai tokoh agama, sekaligus tokoh sekuler yang baik.
Karena Rasulullah, profesional saat menjalankan usaha dan profesional saat
berdakwah.
“Dalam dunia bisnis sekarang
profesional seperti apa? Profesional dalam marketing, HRD, tim building,
operasonal, sampai financial. Nah,
ketika kita membenahi ini semua, kita bisa bersaing, dalam artian, bisa bertahan
terhadap pukulan. Baru setelah melewati itu, kita bisa berekspansi,” ungkap
coach Han.
Lebih lanjut, coach Han
bertutur, dalam dunia bisnis, lawan kita adalah diri kita sendiri. Mengutip
seorang Anthony Robbins, tugas utama dalam kehidupan adalah “be the best we can be”. Menjadi versi
terbaik dari diri kita. Bukan menjadi lebih baik dari orang lain.
“Jadi selain kejujuran,
maka prinsip Rasulullah yang bisa kita
teladani adalah totalitas dan profesionalisme beliau dalam semua bidang
kehidupan, sehingga menjadi sosok yang sempurna,” tutup coach Han.
Selain forum diskusi dengan
pemilik bisnis, acara ini dilanjutkan dengan buka bersama peserta dan anak
yatim dari Panti Asuhan Assakinah Surabaya.