Tangan
laki-laki itu menancapkan ujung selang angin dengan terampil. Mimik mukanya
menunjukkan bahwa ia sedang mengerjakan pengisian angin ke dalam ban dengan
serius. Matanya memandang ke meteran dan ketika jarum mencapai angka tertentu,
ia dengan sigap melepas ujung selang angin.
Selanjutnya
ia menggelindingkan roda itu, dan memasukannya ke dalam bak air. Perlahan-lahan
roda diputar sambil mencermati kalau-kalau ada gelembung udara yang keluar. Itu
dikerjakan sekitar 5 menit. Dan wajahnya tampak lega ketika tak ditemukan
gelembung udara yang merupakan pertanda kebocoran.
Laki-laki
itu adalah salah satu teknisi terlatih. Sesungguhnya, tidaklah sulit melatih
seseorang untuk memeriksa kebocoran. Itu pekerjaan yang tidak butuh
kecerdasan. Di pekerjaan ini yang dibutuhkan adalah kecermatan, ketekunan
dan kesungguhan. Ini attitude.
Attitude yang
dimaksud di sini merupakan penunjang skill, seperti kecermatan, kegigihan, dan
tidak ceroboh. Lebih ke reason (why)-nya, sense behind the action.
Misal, kenapa harus bekerja cermat. Jadi nggak asal kerja, namun menjaga
kualitas kerja agar betul-betul sempurna dan hubungan baik dengan konsumen
tetap terjaga.
Sebenarnya,
tanpa attitude pun, bila pekerja itu
dilatih bekerja dengan SOP dan sesuai urutan yang benar, pekerjaan pun akan
bisa selesai dengan baik.
Hanya,
perlu digaris bawahi, attitude
dibutuhkan untuk menyempurnakan hasil kerja, sehingga relasi dengan pelanggan
tetap terjaga. Bayangkan, bila ia ceroboh dan ternyata ban itu tetap bocor! Tentunya
hal ini akan mengecewakan konsumen. Jadi, attitude
tidak kalah pentingnya dengan skill.
Lalu
bagaimana cara mengedukasi para karyawan kita, agar mereka tidak bekerja hanya
mengandalkan skill, tapi juga punya kepekaan
dan bekerja dengan attitude?
Salah satu
cara paling mudah adalah dengan memberikan kesempatan, bisa dengan story telling atau saling sharing
pengalaman kerja masing-masing. Berikan contoh pengalaman yang berhubungan
dengan skill dan attitude. Sesi story telling
dan sharing bisa diadakan secara
berkala atau rutin. Misal setiap seminggu sekali atau bahkan bisa setiap hari
di sela-sela evaluasi kerja.
Kedua,
dengan mengadakan outbond. Aksi outbond bukan hanya melatih teamwork atau kerjasama, namun juga meningkatkan
kepekaaan attitude, dengan
menyelesaikan tugas yang diberikan saat outbond.
Kesimpulannya,
beberapa hal yang ingin dicapai melalui story
telling, sharing dan outbond, diantaranya:
1.
Kepekaan
terhadap kebutuhan masing-masing team
member.
2.
Semangat
untuk bekerjasama dalam mencapai target tim.
3.
Kerelaan
untuk berbagi, mengalah dan berkorban demi mewujudkan tujuan bersama.
4.
Peduli
pada kebutuhan konsumen atau pelanggan.
Nah, bagaimana
dengan Anda? Apakah Anda punya cara lain untuk memberikan pelatihan skill dan attitude pada karyawan? Share
pengalaman Anda dan dapatkan kesempatan bertemu dengan para pelatih bisnis
Internasional. Salam The NEXT Level!
* Coach Suwito
Sumargo:
- Memiliki pengalaman membangun
Bisnis Keluarga dan franchise otomotif
yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year
2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah
banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih
menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam
bisnisnya.