business-forum

coaches

More Video! Visit : BARACoaching Channel on Youtube

Senin, 14 November 2016

INVEST DI PROPERTY, BIJAKKAH? - By: Coach Suwito Sumargo*

Banyak pemilik bisnis yang termangu, ketika harga property mendadak naik gila-gilaan. Mereka menyesali, kenapa tidak sedari dulu membeli property? Berdasar pengalaman sebelumnya, maka orang pun mulai ngotot membeli property. Kata mereka: Ini investasi masa depan. Harga property tidak pernah turun. Nah, seperti judul diatas : Bijakkah?
Saya bukan orang yang antipati dengan para 'investor' property. Saya juga bukan expert di bidang property. Tapi, kali ini saya ingin mengajak Anda untuk melihat dari sudut yang berbeda. Pernah tahu A-S-P-C? Asset - Sales - Profit – Cash. Ini sering saya pakai dalam menjelaskan sisi keuangan dari sebuah perusahaan.
Konsep ini saya kutip dari buku The Ultimate Blueprint or an Insanely Successful Business, karangan Keith J. Cunningham.
Dalam menjalankan usaha, kita perlu asset atau modal. Asset ini dibutuhkan untuk menggerakkan atau menghasilkan sales atau penjualan. Bila kita berhasil menemukan formulanya, maka kita hanya butuh sedikit modal untuk menghasilkan penjualan sebesar-besarnya. Dan formula ini bisa berbeda-beda antara satu bisnis dengan yang lainnya. Atau bisa berbeda-beda antara satu pebisnis dengan yang lainnya.
Sales akan menghasilkan profit atau laba. Tentu saja, profit adalah salah satu tujuan kita dalam berbisnis. Dan pengusaha yang jempolan tentu bisa menghasilkan profit optimal. Akhirnya, profit itu harus berwujud uang cash (dana tunai) di tangan kita.
Profit yang hanya tercatat saja di laporan keuangan, tentu tidak cukup bermakna. Profit yang masih diawang-awang, karena masih harus ditagih, tidak bisa memberikan rasa lega, bukan? Nah, setelah duit ditangan, kita seringkali silau (atau khilaf). Seringkali kita berpikiran pendek: ini keuntungan yang jadi hak saya, dan bisa dibelanjakan untuk apa saja.
Dan orang pun seringkali membelanjakannya menjadi property. Property yang dikemudian hari akan naik harganya. Kembali ke pertanyaan saya: Bijakkah?
Mari kita cermati satu persatu dan tolong jawab pertanyaan berikut ini :
1.    Apakah kita masih memiliki hutang? Mana yang lebih penting, menggunakan dana tunai yang ada untuk membayar (melunasi) hutang atau menggunakannya untuk membeli property?
2.    Apakah untuk mendorong sales yang lebih profitable, kita perlu menambah asset (modal)? Mana yang lebih penting, menambahkan dana tunai ini untuk memperkuat modal, atau membeli property?
3.    Apakah kita punya rencana ekspansi? Mana yang lebih penting, menggunakan dana tunai ini untuk mewujudkan ekspansi atau membeli property?
4.    Apakah untuk meningkatkan sales, kita membutuhkan dana untuk membiayai program marketing? Mana yang lebih penting, menggunakan dana tunai ini untuk program marketing atau membeli property?
Dan kita pun masih bisa mempertanyakan banyak hal, mana yang lebih penting, ......atau membeli property? Bagaimana keputusan Anda, masih tetap ingin membeli property?
Salam The NEXT Level!

* Coach Suwito Sumargo:                                           
- Memiliki pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year 2014.
- The Winner System Award 2014.

- Telah banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam bisnisnya.

Kamis, 10 November 2016

DONALD TRUMP DAN BISNIS KITA - By: BARACoaching-ActionCOACH Surabaya

Berita terbaru hari ini? Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat mengalahkan Hillary Clinton yang sebelumnya diunggulkan oleh berbagai media analis, bahkan mungkin beberapa dari kita.  Selamat buat Mr. Trump.
Apa yang bisa kita lihat dari proses mencapai kemenangan ini sebagai pemilik bisnis? Saya melihat ada beberapa hal yang dapat kita adopsi untuk kepentingan bisnis kita.
1.       Pilih customer dan segmen market kita.
Donald Trump tahu bahwa dia tidak akan dapat mengambil semua vote untuk dirinya sendiri. Dia menawarkan pilhan program yang bagi sebagian orang  membuat tidak nyaman. Tapi buat sebagian yang lain ini adalah pilihan terbaik mereka. Target dia adalah pemilik suara berkulit putih.

2.       Percaya Diri .
Trump tidak pernah memegang jabatan publik dan tak punya pengalaman sebagai politikus. Tidak tampil bagus di acara debat. Ada beberapa kasus. Tetapi dia tidak mundur dan tetap percaya diri dengan apa yang dia lakukan. Kampanye yang dia lakukan juga tidak hebat-hebat sekali, bahkan lebih banyak mengandalkan terjun langsung ke lapangan.

3.       Tim yang solid.
Dukungan dari tim sukses dan keluarga. Walaupun didera dengan berbagai macam berita dan skandal. Mereka tetap satu untuk mencapai tujuan. Dan tidak ada kata menyerah bagi mereka, karena dalam dunia nyata yang berhasil adalah yang menang. Dan mereka mempunyai:

4.       Target yang jelas dan sama yaitu kemenangan.

Anda masih punya beberapa yang lain? Silahkan tambahkan sendiri dan jadikan pertimbangan anda dalam menentukan langkah dalam berbisnis.

Salam The NEXT Level!

Kamis, 03 November 2016

COMPETITIVENESS - By: BARACoaching-ActionCOACH Surabaya

Lim Swee Say baru-baru ini mengatakan bahwa competitiveness di dalam menawarkan produk dan jasa akan semakin berkurang.
Dalam pidatonya, Menteri Tenaga Kerja Singapura ini menyatakan, Singapura perlu meningkatkan produktifitas karyawannya agar pertumbuhan ekonomi lebih baik. Beliau menjelaskan, peningkatan produktifitas lebih rendah daripada penambahan upah, maka competitiveness akan berkurang. Pidato ini disampaikan pada SPF Productivity Conference and Exhibition 2016.
"Bayangkan: bila kita membiarkan kompetitor yang mempunyai harga lebih murah daripada kita untuk menjadi lebih baik dari kita, maka satu saat mereka akan menjadi lebih murah dan lebih baik dari kita. Demikian juga apabila kita membiarkan kompetitor yang lebih baik dari kita menjadi juga lebih murah maka mereka akan menjadi lebih baik dan lebih murah dari kita. Kita tidak boleh membiarkan hal ini terjadi.”
"Satu-satunya jalan keluar adalah meningkatkan produktifitas kita. Dengan edukasi dan skill yang lebih baik, siapapun yang nantinya masuk ke dalam lapangan pekerjaan baru akan mempunyai kemampuan berbeda dari yang meninggalkan pekerjaan tersebut.”
Perusahaan di Singapura telah mendapat peringatan dari Menteri mereka tentang meningkatkan produktifitas. Sebagai business owner kita juga harus melihat apakah produktifitas perusahaan kita masih punya peluang untuk ditingkatkan.
Maka jangan buang waktu lagi. Tingkatkan produktifitas perusahaan anda, agar perusahaan anda tidak hanya menjadi lebih kuat tetapi juga bisa meningkatkan competitiveness di market, sehingga omset bertambah dan demikian juga profit anda.

Salam The NEXT Level!