“Haah! 400 pelamar?” sergah teman saya sambil
terbeliak. Dia betul-betul kaget, ketika staf-nya bilang ada 400 orang yang
memasukkan lamarannya.
“Gimana nih nanganinya?” sambungnya.
“Tenang, aku bantu deh”.
Dia pun langsung nggak panik lagi.
Selama seminggu berikutnya, saya (dibantu seorang
admin) men-download semua lamaran.
Lalu memilah-milahnya berdasarkan background
pendidikan, gender, usia &
pengalaman kerja. Berikutnya, seleksi mulai dilakukan. Yang punya pengalaman
kerja, kayaknya bisa langsung diundang interview.
Tapi jumlahnya puluhan, gimana nih?
Maka seleksi awalpun dilakukan. Caranya, menelpon
satu per satu. Dari percakapan singkat, rata-rata 7-10 menit, langsung bisa
dikenali karakter si kandidat. Dan hanya kandidat terpilih yang perlu kita
panggil untuk interview tatap muka
lanjutan.
Artikel kali ini bukan untuk membahas
langkah-langkah rekrutmen. Kejadian di atas sebetulnya diawali oleh kejadian:
karyawan yang mendadak resign. Bahkan
bukan hanya 1 orang. Dan teman saya pun langsung panik dan tergopoh-gopoh
melakukan rekrutmen.
Untunglah, sekarang sudah banyak portal yang
mengakomodasi rekrutmen. Proses pemasangan iklan lowongan hampir sudah tidak
jadi masalah. Dan kalau mau mencari kandidat yang fresh graduate, gampang banget. Karena pelamar fresh graduate sudah ‘melek’ internet dan lebih suka melamar via
internet.
Setiap perusahaan pasti mengalami pergantian
karyawan. Jadi, kalau ada karyawan yang sudah tidak mau lagi bekerja di
perusahaan kita, ya nggak usah dipikiri, apalagi dimasukkan hati. Nah, bila
pergantian karyawan ini sudah bisa dihadapi dengan tenang dan kepala dingin,
maka proses rekrutmen bisa dijalani tanpa gejolak emosi.
Selanjutnya, kita toh sudah tahu job desc yang nantinya harus dikerjakan
oleh si karyawan baru. Dari situ kita harusnya tahu ciri-ciri, profile dan karakter yang tepat untuk
posisi itu.
Ada baiknya, meski sedang tidak ada pergantian
karyawan, kita tetap melakukan rekrutmen. Setidaknya, kita selalu melatih
ketajaman dalam membaca karakter melalui interview.
Pertanyaan yang
muncul, apakah kalau ada kandidat yang baik, harus langsung direkrut? Bila
memungkinkan, ya sebaiknya direkrut. Konon, mencari calon bintang itu tidak
mudah.
Bagaimana
pengalaman Anda dalam rekrutmen? Apakah saat ini Anda sedang dalam proses rekrutmen?
Silahkan kirim e-mail, bila Anda butuh bantuan.
Salam The NEXT Level!
* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki
pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise
otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The
Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah
banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih menguntungkan
dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam bisnisnya.