Membangun karir atau aset? Pertanyaan ini terkesan sangat simple dan bisa dijawab langsung oleh
pemilik bisnis keluarga. Namun sebenarnya justru ini adalah pertanyaan kunci
yang bisa membantu pemilik bisnis keluarga melanggengkan usaha mereka sampai
lintas generasi. Sayangnya, pertanyaan ini jarang ditanyakan sehingga
menimbulkan keruwetan yang sejatinya tidak perlu diributkan. Kok bisa? Mari
kita telaah.
Bisnis keluarga pada umumnya beranggotakan para keluarga
dekat, yang sama-sama menggeluti satu bidang usaha. Umumnya generasi yang lebih
tua bermaksud meneruskan aset ini ke garis semendanya, yaitu garis keturunan
langsung dari kakek ke anak, lalu ke cucu, dan seterusnya.
Biasanya juga yang generasi lebih muda mendapatkan kesempatan
mengenyam pendidikan lebih tinggi, baik di dalam atau luar negeri. Sepulangnya
dari atau setamatnya masa sekolah anak, pilihan yang jelas pada umumnya adalah
langsung ditarik untuk membantu bisnis keluarga.
Nah, di sini mulai muncul kerancuan yang kalau dibiarkan akan
menjadi sumber pertengkaran tiada berkesudahan dan tidak jarang berakhir ke
perpecahan keluarga itu dalam menjalankan usaha. Pertanyaan yang sering muncul
di benak generasi yang lebih muda adalah: Saya direkrut untuk membangun karir
saya di bisnis keluarga ini atau untuk membantu generasi sebelumnya membangun
aset? Apa perbedaannya?
Membangun Karir: Ini adalah bentuk
pengembangan diri atau self actualization
dari seorang eksekutif. Untuk membangun karir ada syarat-syarat yang wajib ada,
job desc yang jelas, penghasilan yang
sesuai dengan latar belakang pendidikan dan prestasi kerja, kejelasan wewenang,
dan adanya reward and punishment yang jelas.
Jadi kalau si anak memiliki pendidikan S2 di bidang bisnis dan
kemudian diposisikan sebagai sopir atau yang mengurus para sopir angkutan, sudah
barang tentu ini merupakan career suicide
bagi si anak itu. Tujuan utama dari membangun karir adalah penciptaan rekam jejak
prestasi yang baik (sesuai minat dan bakat) dan mengumpulkan pendapatan
sebesar-besarnya. Gengsi juga berperan besar dalam membangun karir.
Membangun Aset: Pemahaman
membangun aset 180 derajat berseberangan dari membangun karir. Membangun bisnis
(baca: aset) tidak membutuhkan kejelasan job
desc yang absolut di awalnya bagi para anggota keluarga yang terlibat.
Nantinya pasti harus ada kejelasan job
desc, tapi ketika seorang anggota keluarga baru bergabung, tidak diperlukan
kejelasan ini.
Mengapa? Karena membangun aset bertujuan untuk menciptakan passive income dengan seefektif dan seefisien
mungkin. Jadi kalau lulusan S2 tersebut diatas ternyata cakap mengurus
sopir-sopir dan sopir-sopir pun segan dan patuh terhadap anak tersebut, maka
posisi dia boleh dikatakan lebih leverage
(berdaya ungkit) dalam asset building
sebagai pengurus sopir, walaupun latar belakangnya adalah Master di Bisnis.
Membangun aset juga tidak terlalu memperhatikan peningkatan
pendapatan ataupun peningkatan jabatan bagi anggota keluarganya, karena yang
menjadi nomor satu bukan pendapatan per bulannya, namun apakah mesin penghasil
uang mereka bisa terus-menerus menghasilkan uang dalam jangka panjang atau tidak.
Sifat paling dasar dari aset adalah bisa diwariskan, sedangkan karir tidak bisa
diteruskan ke generasi penerusnya.
Nah, sayangnya jarang sekali topik diatas ini dibahas oleh
generasi yang senior bersama-sama dengan generasi muda. Kesalahpahaman akan hal
ini sungguh sering terjadi di bisnis-bisnis keluarga yang kami bantu.
Si anak merasa gaji kurang dan tidak bisa kelihatan bergengsi,
sedangkan si ayah merasa si anak kurang ulet dan suka pilih-pilih dalam
menjalankan suatu pekerjaan. Si anak merasa tidak jelas (dan tidak berani
bertanya) tentang apakah dia akan diwarisi aset usaha ini atau hanya sekedar ‘membantu’
dan mendapatkan gaji.
Sedang si ayah merasa sudah pasti akan mewariskan usaha ini
ke anak, dan tidak perlu dibahas terlalu detail di awal. Masalah ini bisa lebih
rumit lagi kalau sudah ada beberapa anak, sepupu, menantu yang bergabung di
satu usaha yang sama.
Bagaimana solusinya? Bicarakan dan putuskan dengan jelas
antara generasi senior dan generasi junior, apakah para junior direkrut untuk
membantu membangun aset (yang nantinya akan diwariskan ke mereka) atau mereka
direkrut untuk membangun karir di usaha orang tuanya (yang nantinya bisa
dipakai untuk membangun karir di perusahaan orang lain yang lebih tinggi
kelasnya)?
Semoga Berguna!
Humphrey