business-forum

coaches

More Video! Visit : BARACoaching Channel on Youtube

Senin, 19 Maret 2018

MENGUKUR KOMPETENSI - By: Coach Suwito Sumargo*


Saya sering mengajarkan: upah itu setara dengan kompetensinya. Kesulitannya ialah bagaimana mengukur kompetensi seseorang. Kompetensi pasti sejalan dengan skill atau keterampilan. Mari kita pahami dulu, bagaimana mengukur keterampilan.
Seseorang diminta mengisi data customer ke sebuah form. Tentunya, ia menggunakan keyboard untuk mengetik. Ada rentetan pertanyaan yang harus diisi oleh customer. Misal ada 24 pertanyaan. Dalam waktu 1 jam, orang ini berhasil mengisikan data 20 orang customer.
Diantara 5 orang yang diminta mengisikan data, ada 2 orang yang bisa mengisikan lebih dari 20 customer dan ada 1 orang yang hanya mampu mengisikan data 12 customer. Orang yang mampu mengisikan data 12 customer terpaksa digugurkan, karena terlalu lamban. Sedangkan yang berhasil mengisikan lebih dari 20 data menerima ekstra bonus.
Itu adalah salah satu cara mengukur keterampilan. Bila seseorang menguasai banyak keterampilan dan ia secara konsisten senantiasa bisa memenuhi syarat mininal, maka orang ini saya anggap kompeten.
Kompetensi berkaitan dengan penguasaan beberapa keterampilan, yang selalu bisa didemonstrasikan secara terus menerus (konsisten). Kompetensi harus diberi nilai rupiah, sebagai penghargaan atas kontribusinya terhadap omzet dan (terutama) profit.
Salam The NEXT Level!


* Coach Suwito Sumargo:                                           
- Memiliki pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam bisnisnya.

Senin, 05 Maret 2018

BISNIS ‘PANJANG UMUR’ - By: Coach Suwito Sumargo*


Apa saja yang dibutuhkan agar bisnis bisa berumur panjang? Itu pertanyaan saya di sebuah acara business gathering
Bisnis itu harus 'sehat'. Demikian jawaban seorang pria di depan saya. Dari wajahnya, terlihat beliau sudah senior, sudah banyak makan “asam garam”.
Yang dimaksud sehat itu seperti apa? Tanya saya lagi, sambil memberi kesempatan pada hadirin yang lain untuk menjawab.
“Sehat keuangannya”, sergah seorang ibu yang duduk di barisan tengah.
“Bisnisnya bertumbuh”, jawab yang lainnya.
“Selalu berpromosi”, kata anak muda yang duduk di belakang.
“Brand atau merk nya terkenal...”
“Pemiliknya karismatik”...”Karyawan nya bekerja dengan antusias”...dan banyak jawaban lainnya.
Saya pun lalu berusaha memberi kesempatan kepada masing-masing yang hadir, untuk menyampaikan argumen tentang bisnis yang sehat itu seperti apa.
Keuangan? Ya tentu saja keuangannya harus baik. Seperti apa? Misalnya, meski memiliki hutang, tapi perusahaan itu bisa memenuhi kewajiban (membayar) sesuai kesepakatan awal.
Ada lagi, yaitu selalu tersedia uang cash dalam jumlah yang cukup. Atau perusahaan itu tidak membiarkan uang kas mengendap dan tidak produktif. Dan ada banyak lagi argumen.
Bagi saya, sebuah perusahaan dibilang sehat bila selalu punya produk yang diminati konsumen. Dengan demikian, arus penjualan yang menghasilkan cash dan profit akan selalu terjaga. 
Bagaimana kita bisa selalu memiliki produk yang diminati konsumen? Ya kita harus melakukan riset dan pengembangan terus menerus. Cari tahu, apa yang diminati konsumen atau ciptakan tren kebutuhan konsumen.
Berikutnya, perusahaan harus bisa menjaga agar konsumennya selalu puas. Sebuah perusahaan yang mampu menjaga kepuasan konsumen, akan mudah meng-konversi konsumen (yang membeli untuk pertama kali) menjadi pelanggan (yang membeli untuk kedua, ketiga hingga kesekian kali).
Selalu menyediakan produk yang diminati dan memiliki pelanggan yang setia akan menjamin pasokan cash dan profit.
Inilah hal-hal yang harus dimiliki sebuah perusahaan yang sehat dan tentu saja berpeluang untuk berumur panjang.
Salam The NEXT Level!


* Coach Suwito Sumargo:                                           
- Memiliki pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam bisnisnya.