Saya sedang menunggu keberangkatan
pesawat jam 7.35.
Saat itu, jam sudah menunjukkan jam
7.15 dan tidak ada tanda-tanda bahwa petugas akan mengumumkan boarding. Dua
orang petugas yang berjaga disitu tetap bercanda dengan santai.
Saya pun maklum, dan berkata dalam
hati: “Pasti terlambat lagi, seperti biasanya.”
Saya memang tidak terkejut karena
penerbangan ini hampir selalu terlambat. Tapi satu dua penumpang tampak
bergegas dan bertanya ke petugas di counter.
Petugas pun menjawab: “Ditunggu saja. Sebentar lagi dipanggil.”
Saat menyampaikan kalimat itu,
wajahnya biasa saja. Tidak ada kesan ramah atau penyesalan.
Keesokan harinya, saya duduk menunggu
keberangkatan travel/ shuttle
langganan saya. Saat itu waktu menunjukkan pukul 19.20. Biasanya petugas sudah
mengumumkan agar penumpang bersiap-siap menuju kendaraan dengan nomor polisi
tertentu.
Saya pun menanyakan: “Terlambat ya, Mbak?”
Si mbak kaget dan baru sadar bahwa
dia terlambat mengumumkan. Wajahnya tegang dan setelah mengumumkan dia
mendekati saya: terima kasih sudah diingatkan. Sebuah kesan yang berbeda dengan
cerita pertama tadi, bukan?
Anda pernah mengalami hal serupa?
Bagaimana sikap karyawan kita saat menghadapi complain? Atau bagaimana seharusnya sikap mereka?
Pelanggan itu butuh perhatian, lho.
Dan jangan lupa, pelanggan juga mengamati tingkah laku karyawan kita. Bagaimana
rasanya kalau sebagai konsumen atau pelanggan, Anda dicuekin?
Salam The
NEXT Level!
* Coach Suwito
Sumargo:
- Memiliki pengalaman membangun
Bisnis Keluarga dan franchise
otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year
2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah
banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih
menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam
bisnisnya.