Banyak pemilik
bisnis yang selama ini hanya mengartikan branding sebagai promise. Janji kepada para konsumen untuk memberikan sesuatu yang indah atau
menyenangkan. Itulah sebabnya,
mereka jadi terlalu
memusingkan ‘how good we are’ tanpa
menemukan atau mengobati apa sebenarnya ‘sakit’ konsumen.
Hal ini disampaikan coach Humphrey Rusli, selaku
pembicara dalam forum bisnis bertajuk “Cara Cerdas Branding”, Sabtu (06/12/14)
lalu. Acara yang diadakan BARACoaching (actionCOACH East Java-Bali) ini bertempat
di Ballroom Las Vegas, Office BARACoaching, PTC Surabaya.
Dalam forum reguler yang ditujukan khusus bagi para
pemilik bisnis ini, coach Humphrey memaparkan apa tujuan utama branding serta apa
saja alasan yang menyebabkan mengapa proses branding dianggap sulit.
Tujuan utama branding sebenarnya adalah untuk pencitraan. Bagaimana
membentuk persepsi
positif atau bagus pada konsumen, tanpa harus mengatakan “percayalah” atau
“kita ini lho bagus”.
“Selama
ini branding dianggap sulit. Selain karena tidak paham pasarnya, banyak pemilik
bisnis sudah terbiasa mengartikan branding dengan ‘promise’ untuk menciptakan sesuatu yang
indah atau menyenangkan. Kebanyakan pengusaha hanya pusing menunjukkan ‘how good we are’, tanpa menemukan atau
mengobati apa sakitnya konsumen. Padahal, branding jadi powerful ketika kita
mengedepankan ‘sakit’nya
di awal, sekaligus kita yang berikan solusinya,” tutur pelatih bisnis asli Surabaya
ini.
Dalam sebuah sesi coaching,
seorang pengusaha mobil second menanyakan,
bagaimana cara menjual mobil second
yang ada ‘cacat’nya kepada customer. Apa
ditutupi atau justru diinfokan kepada pembeli?
“Jika
ditutupi, takutnya konsumen jadi gak percaya lagi sama kita. Tapi apa gak
tambah merugikan kalau diberitahukan jeleknya?” tanya pengusaha itu serba
salah.
Menanggapi masalah tersebut, the best coach Indonesia 2014 ini
menimpali, bahwa menginformasikan kejelekan produk kita, bukan berarti itu
akan membuat persepsi konsumen ikut jelek.
“Semua itu tergantung bagaimana kita menyampaikannya. Misal
kita tunjukkan dulu 10 kejelekannya. Nah, sebagai kelanjutannya kita teruskan
dengan 100 kelebihan produk itu misalnya, agar produk yang kita tawarkan punya
nilai plus yang bisa juga dihandalkan selain sisi buruknya. Dengan begini,
selain konsumen akan lebih percaya pada kita, mereka juga akan mempertimbangkan
membeli atau memakainya setelah mengetahui sejumlah kelebihan yang anda berikan
sebelumnya,” papar pelatih bisnis senior ini panjang lebar.
Selain itu, berikan emotional
guarantee atau garansi emosional pada konsumen anda. Dalam artian, apa yang
akan anda ceritakan atau sharekan
sekarang, yang nantinya membuat konsumen tahu jika produk atau jasa anda bagus,
bahkan sebelum mereka membeli atau menggunakannya.
Seperti yang sudah dilakukan oleh salah satu perusahaan
air minum kemasan yang cukup terkenal di Indonesia. Perusahaan ini
mempromosikan atau meng’gembor-gembor’kan produknya telah disaring sebanyak
beberapa kali, sehingga persepsi yang muncul di pikiran konsumen adalah air
minum merk perusahaan ini adalah air minum yang jernih dan bersih.
Nah, apa yang sudah anda lakukan pada bisnis anda, untuk
menciptakan persepsi positif konsumen terhadap produk atau jasa yang anda
keluarkan?
0 komentar:
Posting Komentar