More Video! Visit : BARACoaching Channel on Youtube

Jumat, 12 Juni 2015

REWARD ATAU PUNISHMENT ?

Dalam sebuah bincang bisnis, seorang pengusaha dengan gembira menyampaikan: “Wah...staf saya jadi semakin antusias, setelah saya umumkan ada ekstra bonus bila mereka mencapai target yang telah disepakati bersama. Target itu antara lain: pertama, sales person yang memecahkan rekor rupiah penjualan. Kedua, sales person yang memecahkan rekor closing penjualan tercepat, dan lain-lain.”

Pengusaha yang lain menimpali: “Di perusahaan saya terjadi hal yang sebaliknya. Induk perusahaan mengumumkan rincian punishment bila kami tidak melakukan hal-hal yang sudah disepakati. Misalnya seragam tidak rapi, grooming tidak sesuai standar, tidak mengucapkan greeting dengan benar, dan lain-lain.”

Dilihat dari pengertiannya, reward lebih bersifat positif dibandingkan punishment. Lewat pemberian reward, orang akan merasa lebih dihargai dan akan timbul motivasi dalam diri untuk bekerja atau melakukan sesuatu lebih baik lagi. Bisa dibilang, reward diberikan sebagai alat untuk meningkatkan antusiasme dan merangsang produktivitas.

Lalu, mana yang lebih efektif diterapkan untuk meningkatkan produktivitas kerja? Sebenarnya, baik reward atau punishment, seperti dua sisi mata uang yang berbeda, namun saling melengkapi. Ada saatnya kita memberikan reward untuk menghargai kerja keras para karyawan, tapi tak jarang, hukuman merupakan cara tepat sebagai ‘stopper’ untuk melatih disiplin diri dan mengingatkan kesalahan untuk kembali pada ‘alur’ sebenarnya.

Reward dan punishment juga bisa digunakan sebagai alat utuk membentuk habit atau kebiasaan. Meski dianggap sama-sama efektif, tapi hasil akhirnya berbeda. Habit yang dibentuk reward menghasilkan sukacita dan sukarela. Sebaliknya, habit yang dibentuk punishment menghasilkan ketakutan dan keterpaksaan.

Yang jadi permasalahan adalah, apa saja hal yang mesti diperhatikan dalam memberikan reward dan punishment? Kapan dan untuk apa reward dan punishment diberikan?
Karena bersifat memaksa, maka punishment lebih cocok digunakan untuk habit yang mutlak, wajib, dan harus dilakukan. Sedangkan reward lebih sesuai untuk habit dengan target yang berubah-ubah atau berkembang.

Hal selanjutnya yang mesti diperhatikan, manajemen harus berusaha mengukur punishment dan reward secara konkrit, antara lain dalam rupiah. Kenapa? Karena nantinya hasil, manfaat atau dampaknya harus terukur, ada angkanya, dan salah satu ukurannya adalah rupiah.

Nah, bagaimana dengan Anda? Cara yang mana yang lebih efektif untuk karyawan Anda: memberi reward atau punishment? Silahkan share komentar Anda.

By: Coach Suwito Sumargo
(The Winner Supportive Coach Award & System Award 2014 (Business Excellence Forum Award 2014))

0 komentar:

Posting Komentar