Dalam
dunia bisnis, seorang telemarketer merupakan bagian dari ‘jantung’ yang
‘memompa’ kemajuan usaha. Itu sebabnya, diperlukan
skill yang mumpuni untuk melakukan pemasaran lewat telepon. Beberapa yang harus dikuasai adalah teknik melakukan
negosiasi dan bagaimana closing penjualan.
Hal itu dikupas dalam training bertajuk “Telemarketing
OKE”, Sabtu (31/01/15) lalu. Training yang diadakan oleh ActionCOACH
BARACoaching Surabaya ini diberikan pada tim sales pusat (Surabaya) dan cabang
Malang PT. Arofah Mina. Di awal acara, Erfina Hakim, selaku pembicara bertutur
tentang tujuan training itu.
“Kita berharap setelah mengikuti pelatihan ini, peserta
bisa menguasai 4 hal penting dalam telemarketing. Empat poin itu adalah menutup
closing penjualan by phone, lalu melakukan negosiasi lebih
baik, mendapatkan appointment penting,
dan terakhir memudahkan penagihan pembayaran,” ungkap Erfina.
Lebih jauh, wanita yang pernah meraih predikat ‘The Best Area Manager’ wilayah Indonesia
Timur ini juga memaparkan apa saja bekal seorang telemarketer sebelum menelepon.
Problem kebanyakan dari seorang telemarketer adalah ketakutan sebelum menelepon
prospek.
Hal ini, menurut Erfina karena mereka terbawa imajinasi
buruk yang mereka ciptakan sendiri sebelum telepon.
“Belum-belum sudah mikir bakal ditolaklah, prospeknya
judes, dan hal-hal negatif lainnya. Bangunlah imajinasi menyenangkan dan selalu
berpikir positif. Bayangkan hal-hal lucu, bisa dengan saling bercanda dengan teman
kerja sebelum menelpon. Pokoknya hindari berpikir buruk, karena ini tidak akan
membangun mental Anda. Malah akan menyusutkan semangat untuk menelpon prospek,”
tegas wanita yang akrab dipanggil Fina ini.
Selain itu, posisi tubuh juga harus mendukung. Siapkan
tujuan dan sesuaikan skrip. Tujuan harus jelas, atur gaya bahasa (intonasi,
volume, tekanan suara, kecepatan bicara) sehingga mudah dipahami, dan bersikaplah
tenang.
“Hal paling penting lain yang harus dipahami, kesempatan
pertama telemarketing adalah menjual suara bukan produk,” tambah Fina.
Itu sebabnya, tidak masalah bila seorang telemarketer
tidak paham semua product knowledge. Yang harus diperhatikan
adalah penciptaan kesan pertama di 20 detik pertama, sebagai penentu 15 menit
ke depan.
Selain mendapat teori tentang telemarketing, peserta juga
berbagi pengalaman dan sharing problem terkait selling by phone. Mulai perbedaan hard selling dan soft selling,
sampai ‘uneg-uneg’ yang berhubungan dengan penelepon (prospek).
Heri
Wibowo, selaku pemilik PT. Arofah Mina berujar, ”Ini adalah training kedua yang diikuti tim saya. Training sebelumnya sangat membawa
kemajuan, khususnya pada tim pertama. Trainingnya applicable dan hasilnya luar biasa. Setelah menjalani pelatihan
Telemarketing OKE mereka (tim Arofah Mina) bisa melampaui target semua.”
0 komentar:
Posting Komentar