Setiap
perusahaan pasti punya customer atau
pembeli idaman. Mereka adalah pembeli
yang tidak pernah rewel dan selalu menjadi penggemar dari produk apapun yang
dihasilkannya. Kita tentu pernah mendengar, antrian calon pembeli yang rela
berdiri dan menunggu berjam-jam, hanya untuk menjadi pembeli pertama iPhone. Mereka mungkin
termasuk pembeli idaman, yang rela bela-belain antri agar bisa jadi pembeli
pertama.
Di
ActionCOACH kami mengajarkan tentang Customer ABCD. Maksudnya adalah pengelompokan
pelanggan menjadi 4: Awesome – Basic - Can’t Deal With - Dead (Asyiik – Biasa - Capek Deh - Duri Dalam Daging).
Anda tentu dengan mudah bisa menduga, bahwa pembeli yang kita idamkan adalah
yang termasuk dalam kategori A (Asyiik). Masalahnya, bagaimana menemukan bahwa
diantara sekian banyak pembeli kita,ada sebagian yang termasuk dalam kategori
A?
Cara
paling gampang untuk mengenali pembeli atau pelanggan kita ialah dengan melihat
catatan pembelian. Tentunya bila di catatan pembelian yang kita miliki, ada
data tentang si pembeli. Itulah sebabnya, setiap perusahaan seharusnya berusaha
mencatat pembelian (dan pembelinya). Dengan demikian, kita bisa melihat siapa
saja yang rajin membeli berulang-ulang.
Dan,
kalau kita bisa mengetahui alasan pembelian mereka, maka mungkin produsen atau
penjual bisa menggunakan data-data
ini sebagai dasar: Siapa
lagi yang termasuk dalam kategori ini, kategori A? Ini bisa menjadi awal
strategi mengundang para calon pembeli yang punya selera atau kecenderungan
yang sama. Teorinya gampang, bukan? Tapi prakteknya sulit sekali. Begitulah
kata orang, selalu.
Suatu
hari, seorang client
saya menyergah: “Coach, itu kan kalau
kita sudah jualan dan sudah sukses. Sehingga kita punya catatan, database atau
apapun istilahnya deh. Bagaimana kalau kita merupakan perusahaan yang baru
berdiri dan baru meluncurkan produk anyar?”
Saya
berusaha mengingat beberapa produk baru. Lalu saya bertanya: “Apakah pernah membaca
cerita tentang bagaimana Sony menciptakan Walkman, dan sukses? Atau, pernahkah
Anda membaca cerita tentang bagaimana Aqua dan Teh Botol Sosro dipasarkan untuk
pertama kalinya?”
Pertanyaan
diatas juga untuk Anda, pembaca artikel ini. Kirimkan jawaban Anda melalui
e.mail ke: suwito@baracoaching.com. Mari berbagi
cerita dengan para pembaca lain.
Salam The NEXT Level!
0 komentar:
Posting Komentar