Kita baru saja memasuki tahun baru 2015.
Seperti layaknya di tahun-tahun sebelumnya, kita mengharapkan yang terbaik di
setiap pergantian tahun. Harapan dibumbungkan di tahun yang baru.
Seiring dengan harapan itu dibentuklah
sebuah rencana atau yang lebih sering disebut resolusi. Namun benarkah ini
rencana yang bisa dilaksanakan atau jangan-jangan hanya sekedar mimpi yang
tidak akan pernah terwujud?
Mari kita simak perbedaan-perbedaan mendasar antara mimpi dan rencana.
Mari kita simak perbedaan-perbedaan mendasar antara mimpi dan rencana.
1. Mimpi jarang
diumumkan, sedang rencana wajib diumumkan.
Letak pembeda mendasar pertama ini menyatakan
bahwa setiap rencana wajib diceritakan kepada pihak-pihak yang berwenang dan
berkepentingan untuk kita mewujudkan rencana tersebut. Sedangkan mimpi jarang
melibatkan kepentingan orang lain, dan lebih sering hanya untuk konsumsi
pribadi kita. Ini penyebab utama kita tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam
mencapai rencana tersebut.
2. Mimpi tidak
mempunyai ‘harga’ sedangkan setiap rencana pasti ada ‘harga’ yang wajib kita ‘bayar’.
Sebuah rencana yang solid wajib menjelaskan ketidaknyamanan atau konsekuensi
yang harus kita penuhi/jalani demi hasil yang kita dambakan.
Contoh: bila kita ingin menaikkan omzet 20%,
maka kita wajib mentraining team sales kita, kita juga wajib
menekankan target kepada mereka dan terutama meluangkan waktu untuk membimbing
team ini mencapai target. Ini adalah sedikit dari ‘harga’ yang anda wajib bayar
demi sebuah peningkatan omzet 20%.
3. Mimpi tidak memiliki
reward and punishment.
Sebuah rencana wajib memiliki reward bila mencapai dan resiko (punishment) bila tidak tercapai. Reward dari mimpi biasanya adalah
tercapainya mimpi itu sendiri. Sedangkan reward
sebuah rencana tidak sama dengan terlaksananya sebuah rencana itu
sendiri. Demikian juga dengan resiko (punishment)
dari rencana tidak sama dengan tidak tercapainya sebuah rencana. Buatlah sebuah
reward dan punishment yang objektif dari sebuah rencana.
Nah, apakah resolusi anda masih bernuansa ‘mimpi’ atau sudah sampai level ‘bisa dilaksanakan’?
Salam the NEXT Level.
0 komentar:
Posting Komentar