Di tahap awal, saya merekrut
karyawan seadanya. Saya titip pesan ke karyawan, bila ada orang di kampung atau
desa yang ingin kerja, silahkan diajak saja. Dengan cara ini, saya gampang
mendapat karyawan.
Bila saya teliti kembali, mengapa
bisa semudah itu, ya? Ternyata, setelah diselidiki lebih mendalam, karyawan
sayalah yang memberikan iming-iming, betapa enaknya kerja di tempat saya.
Sehingga orang-orang di kampung atau desanya gampang tergiur. Ehm...dalam proses
rekrutmen, ternyata ada word of mouth
juga :)
Cara rekrutmen yang mengandalkan word of mouth tidak begitu saja terjadi.
Karyawan pengajak ini punya peran penting sebagai pembawa pesan (messenger). Seorang messenger yang bisa dipercaya (bonafide)
akan mudah menarik perhatian.
Si messenger bisa saja bertingkah kebablasan, misalnya: dia ikut-ikutan
melakukan seleksi awal. Padahal, dia tidak paham akan hal itu. Tentu saja,
seleksi calon karyawan merupakan urusan bosnya.
Dalam proses rekrutmen, kita
tidak bisa hanya mengandalkan peran messenger.
Perusahaan kita pun harus menunjukkan performance
yang baik, terutama dalam mentreatment
karyawan. Karyawan yang betah bekerja untuk waktu yang lama, menunjukkan bahwa
bukan saja upahnya memadai, tapi juga menggambarkan suasana kerjanya yang
menyenangkan.
Periksalah kembali, apakah perusahaan
Anda sudah memiliki hal-hal yang membuat karyawan betah bekerja dan tidak ingin
berpindah ke perusahaan lain. Perusahaan yang punya reputasi baik dalam
memperlakukan karyawannya, akan lebih mudah dalam merekrut karyawan baru.
Share pengalaman Anda by email: suwito@baracoaching.com
Salam The NEXT Level!
0 komentar:
Posting Komentar