Dalam
hubungannya dengan marketing, kata ‘low budget’ sering diartikan oleh pebisnis
dengan biaya murah semata. Padahal, esensi dari ‘low budget high impact marketing’
adalah bagaimana taktik yang dilakukan agar hasil marketing lebih tinggi dari
biaya yang Anda keluarkan.
Hal ini disampaikan oleh Coach Humphrey Rusli, selaku
pembicara dalam Bincang Bisnis bertajuk “Low
Budget High Impact Marketing”, Sabtu (10/01/15) kemarin. Acara yang
diadakan oleh BARACoaching Surabaya (ActionCOACH East Java-Bali) ini merupakan
forum rutin yang diadakan khusus untuk para pemilik bisnis.
Di awal acara, coach Humphrey berdiskusi dengan para
peserta mengapa banyak strategi marketing yang hanya berujung pada buang uang.
Beberapa jawaban, diantaranya karena segmen pasar yang tidak jelas.
“Selama ini para pemilik
bisnis terlalu sibuk mendapatkan pangsa pasar yang seluas-luasnya, tanpa
memperhatikan seberapa kemampuan mereka,” jelas coach Humphrey.
Lalu bagaimana caranya agar strategi marketing yang kita
lakukan tidak sia-sia? Bagaimana agar kita bisa menekan biaya yang terbuang dan
memperoleh hasil yang maksimal? Setidaknya, ada 5 hal yang mesti kita pahami dalam
low budget high impact marketing.
Pertama adalah apapun yang akan kita jual, pahami dulu
siapa pembeli kita. Tempatkan diri kita pada posisi mereka. Kenapa mereka mau
membeli atau memakai produk dan jasa kita.
Seorang pengusaha kripik buah naga mengeluh, kenapa
kripiknya tidak laku. Padahal diantara jajaran kripik yang lain, kripik ini
tergolong lain daripada yang lain dan tentu saja menyehatkan.
“Namun, ketika didisplay
di samping buah naga (kebetulan waktu
itu dia menitipkan kripiknya di salah satu swalayan besar), kripiknya jadi laku
keras. Dari cerita ini, selain paham siapa target market, kita juga harus
memperhatikan hal-hal termasuk tempat display,”
lanjut senior coach BARACoaching
Surabaya ini.
Poin ini didapat dengan membiasakan diri untuk terus disiplin
berpikir dan mencari ide untuk tercapainya low
budget high impact marketing. Lewat trial
and error, lama kelamaan pemilik bisnis akan menemukan taktik atau strategi
yang tepat dalam bisnisnya. Bukan hanya menemukan target pasar, namun juga
bagaimana cara memasarkan produk atau jasanya dengan tepat.
Kedua, ‘memutar’ corong promosi ke dalam. Jika sebelumnya
promosi lebih ditujukan untuk mendapat konsumen baru, maka sekarang terbalik,
fokuslah pada pelanggan lama anda.
“Selama ini, pemilik bisnis tidak menyadari, merekrut konsumen
baru, 6 sampai 10 kali lipat lebih sulit daripada mempertahankan konsumen lama.
Biayanya juga lebih mahal dari maintenance
pelanggan lama, atau bahkan yang sudah loyal.”
Jadi, ketika ada promosi atau informasi produk baru, maka
usahakan untuk memberitahukan kepada pelanggan yang ada dalam lingkaran bisnis
kita terlebih dulu.
Selanjutnya adalah be
creative. Hampir sama dengan poin satu, berpikir kreatif bisa tercapai bila
kita membiasakan diri untuk disiplin berpikir dan terus mencari cara atau strategi
kreatif untuk mencapai tujuannya.
Keempat, networking.
Memperkaya pengetahuan dan wawasan dengan bergaul dengan pemilik bisnis yang
lain. Networking bisa memungkinkan
kita untuk melihat sebuah masalah atau hal dari banyak sudut pandang. Jadi,
sering-seringlah bergaul dan berdiskusi dengan pemilik bisnis yang lain, misal
dalam sebuah komunitas atau forum bisnis.
Terakhir, memaksimalkan fungsi media promosi. Salah
satunya brosur. Fungsi brosur sebenarnya adalah membuat ‘si pembaca’ atau
konsumen jadi penasaran tentang apa yang kita informasikan.
“Sering saya lihat fungsi itu jadi hilang karena design tidak
eye catching dan lay out atau tata letak yang ‘salah’. Kesalahan utama yang biasa
dijumpai seperti penulisan nama usaha gede di atas, testimoni yang terlalu
banyak, dan headline yang tidak
menarik,” papar pelatih bisnis terbaik Indonesia ini.
Salah satu kunci dalam promosi adalah menciptakan motif
agar bisa melakukan pendekatan dengan customer
sehingga mereka percaya dengan kita. Contoh yang selama ini telah dilakukan
oleh beberapa perusahaan besar, misal dengan melakukan pendekatan edukasi dan problem solving.
0 komentar:
Posting Komentar