“Aduh, anak buah saya kok gak niat kerja, sih!”
Begitu keluhan beberapa pengusaha yang sering saya
dengar. Sebenarnya apa niat itu, dan apa hubungannya dengan konteks SDM atau
tim dalam sebuah bisnis?
Dari diskusi dengan para pemilik bisnis, saya
simpulkan, niat merupakan itikad atau keseriusan seseorang untuk melakukan
sesuatu. Dalam bisnis, tim merupakan aset bagi perusahaan. Jadi, kalau anak
buah tidak punya niat, maka bisa dikatakan kita punya aset yang tidak baik.
Itulah sebabnya, jika ingin bisnis kita sukses,
maka perlu untuk membina tim dengan baik. Perlu membangkitkan niat mereka untuk
bekerja dengan optimal dan mendukung kemajuan perusahaan. Sering kita lihat,
gara-gara nggak niat, orang pintar sekalipun jadi tidak berguna buat
perusahaan.
Seorang anak buah dikatakan tidak niat jika dia
memiliki waktu dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, tapi dia
lebih memilih tidak melakukan. Tipe seperti ini adalah bad fruit atau buah buruk dalam perusahaan, yang mau tidak mau
harus segera dibuang sebelum merugikan perusahaan.
Masalahnya, selama ini kasus yang saya jumpai
justru bukan berasal dari anak buah yang nggak niat, tapi dari pengusahanya
sendiri yang keliru menilai. Anak buah sering dicap nggak niat, padahal mereka hanya
tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Bisa berarti tidak mampu karena
skillnya kurang. Atau dia mampu, namun tidak ada waktu cukup untuk
menyelesaikannya. Hal itu yang kemudian membuat niat mereka jadi ‘surut’.
Lalu bagaimana caranya untuk membangkitkan niat
pada anak buah?
Pertama, memastikan kecocokan skill atau pengalaman. Tujuannya agar perintah yang diberikan mudah
diserap dan anak buah punya rasa PD mengerjakan karena punya skill dan background yang sama.
Contoh perintah yang diberikan bisa seperti, “Saya
lihat anda pernah melakukan pekerjaan XYZ. Nah, saya minta anda melakukan lagi,
namun dengan sedikit perubahan.”
Kedua adalah setting
timing yang jelas. Kita harus tahu waktu atau kapan anak buah mengerjakan
tugas yang kita berikan. Sebaiknya ditanyakan kapan mereka melakukan
kerjaannya, kapan waktu selesainya. Jika mereka tidak mampu, maka kita
hendaknya membantu yang bersangkutan.
Mungkin bisa dengan memberi penjelasan, tugas mana
dulu yang diutamakan, kesulitannya apa saja, dan sebagainya. Intinya, pastikan
dia memiliki alokasi waktu yang cukup untuk menjalankan perintah kita.
Gimana? Sebenarnya mudah bukan untuk membuat anak
buah kita niat bekerja?
0 komentar:
Posting Komentar