Seorang pebisnis resah, karena tak kunjung
menemukan karyawan yang diinginkan. Ketika mendengar keluh kesahnya, saya
bertanya: "Pekerjaan apa saja yang harus dilakukan si (calon) karyawan?".
Dia menjawab: "Menulis bon pesanan, faktur penjualan,
mengatur-memeriksa-mencatat barang-barang yang masuk/keluar, stok opname...ehm,
apalagi ya?".
Kami pun terdiam. Setelah beberapa saat, saya
bertanya: "Masih ada lagikah yang harus dia kerjakan?". Dengan raut
wajah ragu, dia bertanya: "Terlalu banyak ya, Coach?".
Saya tidak terlalu menanggapi tentang detil
pekerjannya. Bagi saya, yang terpenting adalah seorang pimpinan harus tahu apa
saja yang akan dikerjakan karyawannya, lalu menentukan karakter dan keahlian
seperti apa yang seharusnya dimiliki mereka (karyawannya), agar tugas-tugas
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan
administrasi, membutuhkan ketelitian/kecermatan, kerapian, kemampuan berpikir sistematis
dan logis. Semua ini bisa dikenali lebih dulu melalui psikotes. Namun, tak
ada salahnya bila hasil psikotes tersebut di periksa ulang atau dibandingkan
dengan apa yang dilakukan sehari-hari. Misalnya: seberapa teliti/cermatnya, seberapa
rapi dan sistematis/logis dalam melakukan tugas sehari-hari. Bisa saja, ada
perbedaan antara hasil tes dengan kenyataan.
Hal lain yang tak kalah pentingnya ialah, apakah
mereka bisa bertahan dengan pekerjaan yang itu-itu saja? Apakah mereka tidak bosan?
Karena kita tidak butuh karyawan yang hanya bisa bekerja sebentar atau selama beberapa hari/minggu saja, tapi
butuh karyawan yang bisa dan terbiasa
melakukan pekerjaan yang sama, terus menerus tanpa bosan.
Terbiasa
berarti bisa mengerjakan terus menerus, hingga menjadi kebiasaan. Agar bisa terbentuk kebiasaan kerja yang konsisten,
butuh karakter yang stabil dan tidak neko-neko. Teliti kembali karakter
karyawan Anda, siapa tahu mungkin butuh penataan ulang atau pelatihan lagi,
agar bisa lebih optimal.
0 komentar:
Posting Komentar