Pada
artikel sebelumnya dijelaskan, OMZET adalah akibat dari strategi yang tepat dan
kemampuan problem solving dalam
menerapkan startegi itu. Kapan waktu menerapkan problem solving skill yang kita miliki?
Jawabannya
adalah, ketika sebuah strategi itu sudah disepakati dan dapat diperkirakan permasalahan
baru yang akan muncul dengan dijalankannya strategi itu, barulah kita
persiapkan "counter attack"
kita dan mempersiapkan solusi-solusi itu.
Jadi,
di dalam mendapatkan omzet dan profit yang lebih tinggi, sebaiknya kita
menganalisa melalui 3 level yang berbeda:
1.
Strategi
Apakah
jalan atau cara kita sudah tepat? Dan jika cara yang selama ini kita pakai
tidak bisa membawa ke hasil yang kita inginkan, ada baiknya kita mengambil ‘rute’
alternatif. Buat strategi baru.
2.
Tactical atau Taktis
Ketika
strategi itu sudah dijalankan, apakah kita punya cara untuk menghadapi
hambatan/ rintangan, yang bisa muncul ditengah-tengah eksekusi strategi
tersebut? Jika belum, latih tim anda. Contoh beberapa pelatihan klasik di
sales:
-
Bagaimana membuka percakapan,
-
Bagaimana menghadapi penolakan,
-
Bagaimana menemui owner dan tidak
dihambat oleh sekretaris atau satpam di depan?
-
Bagaimana menyampaikan value sebuah produk atau jasa premium?
-
Bagaimana mendapatkan referal?
-
Bagaimana mengubah konsumen antipati menjadi simpati terhadap anda dan produk anda?
-
Dan sebagainya.
3.
Practical atau level praktis.
Di
sini, rutinitas yang sudah terbukti mensupport
realisasi sebuah strategi wajib dipertahankan. Disiplin dan ketahanan tim untuk
mengulang hal-hal yang sama dan komitmen untuk menyimak dan mencantumkan angka,
menjadi kunci utamanya. Apa contoh DISIPLIN yang diperlukan untuk level praktis
ini?
Contoh:
-
Disiplin mencatat jumlah kunjungan dan cold
call,
-
Disiplin membuat agenda kerja sehari sebelumnya,
-
Disiplin membuat report harian,
-
Disiplin waktu,
-
Disiplin respons ke konsumen 1x24 jam,
-
Disiplin menghubungi konsumen-konsumen lama anda,
-
Dan sebagainya.
Mari
kita telaah, dari 3 level ini, hanya satu yang membutuhkan problem solving skill yaitu di level taktis, dan itupun harus
seirama dengan strategi yang kita inginkan dan disupport oleh DISIPLIN yang baik.
Masalah
utama yang sering dihadapi oleh pelaku bisnis dan para klien ActionCOACH justru
terletak di level strategi dan atau practical,
jarang yang di tactical. Bahkan
sering saya menemui, level tactical sales
force sebuah perusahaan sudah jauh diatas rata-rata, namun strategi dan
disiplinnya, jauh dibawah standar.
Karena
itu saya memberanikan diri menyatakan: "Masalah terbesar di marketing dan selling adalah 'terlalu fokus memecahkan
masalah'"
Saya
mengajak para pelaku bisnis dan pembaca artikel ini untuk tidak terlalu cepat
fokus ke masalah. Fokuslah dulu ke strategi, baru setelah ‘clear’, kita bisa memperkirakan potensi masalah apa saja yang
harus kita siapkan solusinya.
(**Coach
Humphrey Rusli adalah seorang pelatih bisnis Internasional dengan spesialisasi
terutama di bidang sales dan
marketing. Prestasi beliau diantaranya sebagai Coach of The Year 2014 (BEF
Indonesia 2014), Sales Coach of The Year 2012 se-Asia dan Australia, serta Top
Number #1 Business Coach yang mengalahkan lebih dari tiga ribu coaches seluruh
dunia-Juli 2013)
Share your problem or (success) story with coach
Humphrey!
By email : humphreyrusli@actioncoach.com
0 komentar:
Posting Komentar