Beberapa waktu lalu, ketika bertemu
dengan seorang pemilik bisnis, beliau menyebutkan bahwa brand adalah sesuatu
yang tidak terlalu penting. “Jika
saya dapat memberikan harga paling murah dengan brand apapun, maka pelanggan akan datang dengan sendirinya”,
demikian beliau menambahkan.
Apa yang
disampaikan oleh beliau ini, sering saya
dengar juga dari beberapa pemilik bisnis yang lain. Apakah pernyataan ini
benar? Apakah kita mau terus menerus terjebak dalam permainan ini?
Apakah “brand” itu? Brand adalah simbol, nama atau gambar
tertentu yang membedakan suatu produk/ jasa dengan produk / jasa yang lain.
Jadi kalau begitu, apakah “brand” penting?
Bagi para
orang tua, apakah kita dengan sembarang saja memberi nama kepada anak kita?
Tentu tidak kan? Malah mungkin, jauh-jauh
hari sebelum anak kita lahir kita sudah mempersiapkan, mencari-cari apa arti
nama yang akan diberikan kepada anak kita.
Bahkan sampai dipikirkan dan diteliti aspek-aspek nama tersebut. Mengapa
kita sampai berusaha begitu rupa hanya untuk mencari nama? Karena kita tahu,
bahwa itu bukan sekedar penamaan, tapi juga adalah harapan akan jadi seperti
apa anak kita. Setuju?
Lalu apa
hubungannya antara nama anak dengan brand? Apa relevansinya? Sama seperti itu,
pada waktu kita menentukan nama atau brand pada usaha yang kita bangun, kita
mengharapkan ada identifikasi yang jelas, antara lain seperti apa
sifat-sifatnya?
Jika brand
anda dianalogikan sebagai orang, apakah laki-laki atau perempuan? Berapa
umurnya? Seperti apa karakter dan sifat-sifatnya? Apa yang kita perlu lakukan
supaya kepribadiannya dan ciri-ciri khususnya diketahui atau bahkan bisa segera
dikenali oleh pelanggan kita? Jika bukan
kita yang menentukan kepribadian brand kita sendiri, pasti orang lain yang
menentukannya untuk kita, sesuai dengan persepsi pelanggan tentang kita yang
belum tentu sama dengan yang kita inginkan.
Lebih jauh, brand
bukan sekedar nama, logo atau simbol tampilan,
namun juga menunjukkan kekonsistenan kita.
Tidak hanya produk, namun juga
layanan, produksi, proses pengiriman, orang-orang yang ada di perusahaan itu
semuanya mewakili kepribadian suatu brand.
Kalau kita
menentukan brand (baca: kepribadian) tertentu untuk usaha kita, kira-kira siapa
target market yang sesuai? Dengan cara apa kita memasarkannya? Orang-orang
seperti apa yang harus kita rekrut untuk menunjukkan kepribadian itu? Training
seperti apa yang perlu kita adakan? Proses internal seperti apa yang perlu kita
buat supaya cocok?
Apa yang
dilakukan oleh merek-merek terkenal untuk memperkuat “brand” mereka? Hal yang
paling menonjol yang saya tangkap dan pelajari adalah mereka terus menerus
memperkuat “kepribadian” mereka, menemukan cara-cara tertentu untuk memastikan
ciri-ciri mereka yang yang menonjol dapat terus dipertahankan, terhadap para
karyawan, suplier maupun pelanggan.
Jadi, apakah
brand (baca:kepribadian) Anda? Apakah sudah menentukan brand Anda? Apa saja
usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memperkuatnya?
Have FUN!!!
**Business coach paling bontot di BARACoaching ini akrab dipanggil
dengan coach Ruani. Dengan pengalaman selama 16 tahun di bidang sales, marketing, brand dan advertising, beliau
memiliki spesialisasi di bidang promotion,
brand, advertising, dan marketing
strategic.