Kita
sering jengkel, ketika 'perintah' kita
tidak dilaksanakan dengan baik oleh karyawan kita. Entah tidak dilakukan tepat
waktu atau sudah dilakukan, tapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita.
Kita simak saja cerita berikut ini.
Suatu saat, saya makan siang dengan seorang teman. Sambil menunggu makanan
disajikan, teman saya minta ijin untuk menelpon karyawannya. Begini katanya: “Aji,
nanti kamu bawa mobil saya ke bengkel, dan suruh montirnya memeriksa bunyi-bunyi
yang kita dengar tadi. Kalau biaya perbaikannya mahal, suruh bengkelnya telpon
saya dulu yaa? Thanks.”
Karena makanan sudah tersaji, kami pun makan dan pembicaraan beralih ke
topik yang lain.
Selesai makan, teman saya menelpon kembali. “Gimana Aji?... Kenapa ndak telpon
dulu?”. Dengan nada marah, teman saya menutup telpon.
“Kenapa?” tanya saya.
“Sopir bodoh banget. Sudah tak bilangi suruh telpon dulu...eeh malah dah
diputusi ganti onderdil macam-macam. Lha biayanya jadi mahal!”, demikian
ucapnya dengan nada jengkel.
Kalau dicermati, ini cuman sekedar cerita tentang kebodohan si sopir. Atau
miskomunikasi. Tapi bagi saya, ini jelas kecerobohan teman saya, yang tidak
memberi batasan yang jelas, seberapa mahal yang membuat si sopir harus minta
ijin dulu.
Kita pasti sering mengalami hal seperti ini. Dan ini bukan masalah bodoh-pinter,
tapi lebih ke jernih-tidaknya komunikasi dan batasan yang seharusnya jadi
kesepakatan bersama.
Mari kita pikirkan, apa yang perlu diperhatikan agar kita tidak terjebak di
situasi semacam ini.
Yang terpenting adalah jangan ‘based on’ asumsi.
“Harusnya dia tau apa yang saya katakan, kan dia sudah lama bekerja di
sini, kan dia sudah bla.bla.bla...dan seterusnya”.
Kita mesti tahu dulu kekuatan, kelemahan, dan karakter anak buah kita. Jadi
cara berkomunikasi dengan mereka juga berbeda, sesuai dengan tingkat kemampuan
mereka dalam memahami apa yang kita katakan. Jangan disama-ratakan.
So, sudahkan Anda ‘memahami’ anak buah Anda sebelum memberi perintah?
Salam The NEXT Level!
* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki pengalaman
membangun Bisnis Keluarga dan franchise
otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah banyak membantu
kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih
menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam
bisnisnya.