business-forum

coaches

More Video! Visit : BARACoaching Channel on Youtube

Senin, 08 Agustus 2016

KOMUNIKASI YANG JELAS - By: Coach Suwito Sumargo*

Kita sering jengkel, ketika 'perintah'  kita tidak dilaksanakan dengan baik oleh karyawan kita. Entah tidak dilakukan tepat waktu atau sudah dilakukan, tapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita. Kita simak saja cerita berikut ini.
Suatu saat, saya makan siang dengan seorang teman. Sambil menunggu makanan disajikan, teman saya minta ijin untuk menelpon karyawannya. Begini katanya: “Aji, nanti kamu bawa mobil saya ke bengkel, dan suruh montirnya memeriksa bunyi-bunyi yang kita dengar tadi. Kalau biaya perbaikannya mahal, suruh bengkelnya telpon saya dulu yaa? Thanks.”
Karena makanan sudah tersaji, kami pun makan dan pembicaraan beralih ke topik yang lain.
Selesai makan, teman saya menelpon kembali. “Gimana Aji?... Kenapa ndak telpon dulu?”. Dengan nada marah, teman saya menutup telpon.
“Kenapa?” tanya saya.
“Sopir bodoh banget. Sudah tak bilangi suruh telpon dulu...eeh malah dah diputusi ganti onderdil macam-macam. Lha biayanya jadi mahal!”, demikian ucapnya dengan nada jengkel.
Kalau dicermati, ini cuman sekedar cerita tentang kebodohan si sopir. Atau miskomunikasi. Tapi bagi saya, ini jelas kecerobohan teman saya, yang tidak memberi batasan yang jelas, seberapa mahal yang membuat si sopir harus minta ijin dulu.
Kita pasti sering mengalami hal seperti ini. Dan ini bukan masalah bodoh-pinter, tapi lebih ke jernih-tidaknya komunikasi dan batasan yang seharusnya jadi kesepakatan bersama.
Mari kita pikirkan, apa yang perlu diperhatikan agar kita tidak terjebak di situasi semacam ini.
Yang terpenting adalah jangan ‘based on’ asumsi.
“Harusnya dia tau apa yang saya katakan, kan dia sudah lama bekerja di sini, kan dia sudah bla.bla.bla...dan seterusnya”.
Kita mesti tahu dulu kekuatan, kelemahan, dan karakter anak buah kita. Jadi cara berkomunikasi dengan mereka juga berbeda, sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dalam memahami apa yang kita katakan. Jangan disama-ratakan.
So, sudahkan Anda ‘memahami’ anak buah Anda sebelum memberi perintah?
Salam The NEXT Level!

* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam bisnisnya.

Kamis, 04 Agustus 2016

BACK TO BASIC (LAGI) - By: ActionCOACH BARACoaching

Saya ingin mengajak Anda memeriksa kembali daftar kegiatan Anda dalam seminggu yang lalu (bagi yang ingin sebulan juga monggo). 
Coba perhatikan setiap aktifitas Anda (bagi mereka yang tidak punya agenda, bisa juga dengan mengingat-ingatnya), apakah aktifitas yang paling banyak menyita waktu? Apakah aktifitas tersebut dalam jangka waktu panjang membuat bisnis Anda lebih baik?
Jangan-jangan aktifitas yang paling menyita waktu itu yang sifatnya repetitif dan bisa didelegasikan kepada orang lain. Tidak ada pengaruh signifikan bagi bisnis, apakah hal tersebut dilakukan oleh Anda atau anak buah Anda.
Jika itu yang terjadi, Anda perlu kuatir, karena ternyata Anda sedang tidak membangun bisnis, namun hanya berputar-putar di bisnis. Jadi bagaimana? Apa yang perlu dilakukan oleh Anda dan tidak bisa didelegasikan ke anak buah?
Beberapa contoh membangun bisnis  misalnya, memikirkan arah perusahaan, membuat "blue print" operasional, memikirkan strategi pemasaran, menaikkan profit dan omzet, belajar lagi dengan pengetahuan bisnis yang lebih update, menempatkan orang-orang yang tepat pada posisinya masing-masing dan masih ada yang lain.
Meski banyak hal lain yang bisa dilakukan oleh pemilik bisnis untuk membangun bisnisnya, sayangnya kita jarang memeriksa kembali/ menganalisa, apakah yang kita lakukan benar-benar yang penting dan tidak bisa didelegasikan.
Jadi mari kita mulai dengan hal yang dasar, membuat jadwal harian/ mingguan. Apa yang ingin Anda capai dalam minggu tersebut yang berkaitan dengan perencanaan/ strategi? 
Jadwal aktifitas Anda dengan bobot paling banyak di area itu, perbandingan bobotnya tergantung kondisi usaha Anda saat ini.
Buatlah urutan prioritas mulai dari yang paling dibutuhkan oleh perusahaan Anda, prioritas ini bisa berbeda-beda. Mungkin ada yang harus mendahulukan perbaikan operasional, pebisnis lain harus mendahulukan mengolah sumber daya manusia misalnya.
Ada baiknya untuk kembali ke basic, hal-hal sederhana namun membawa dampak yang berarti.
Selamat back to basic!

Salam The NEXT Level!

Selasa, 02 Agustus 2016

FBS 4: World Class Business Operations

“TERNYATA HANDOUTNYA KOSONG...”



Tidak terasa, Fun Business School (FBS) sudah memasuki periode ke-4 tahun ini. Sama dengan sebelumnya, acara yang dikemas dalam bentuk fun workshop ini juga dihelat selama tiga hari, yaitu 26-28 Juli 2016.
Mau tau bagaimana keseruan FBS 4 yang dikonsep sedikit berbeda oleh BARACoaching ActionCOACH Surabaya kali ini? Pertama, nuansa dresscode dengan tema “ice cream”. Sesuai temanya, peserta yang hadir juga memakai baju warna-warna es krim. Alat tulisnya pun menggunakan crayon dan spidol, dengan tujuan melakukan hal yang berbeda dari biasanya.
"Penelitian menunjukkan bahwa melakukan hal yang berbeda dapat menstimulan pikiran yang berbeda, hingga bisa menghasilkan sesuatu yang bahkan belum pernah terpikirkan sebelumnya," ujar Coach Han Budiyono, selaku CEO BARACoaching saat membuka acara FBS 4 di Master Office BARACoaching Surabaya.
Selain crayon dan spidol, peserta juga mendapatkan handout kosong. Pemberian handout yang benar-benar blank space ini bertujuan supaya para peserta tidak didikte oleh materi yang ada.
"Apa saja yang mau dicatat silahkan dicatat di handout, boleh ditulis langsung dengan mendatar, miring, terbalik, dan sebagainya. Sah-sah saja," jelas Coach Han.
Sebelumnya, peserta bahkan tidak sadar sedang membawa handout kosong.
"Oiya ya, ternyata handout-nya kosong," kata salah seorang peserta dengan rasa geli.
Tema yang dikupas dalam FBS 4 adalah tentang "World Class Business Operations". Peserta diharapkan memperbaiki sistem operasional yang sudah ada di perusahaan masing-masing atau bahkan membuat sistem operasional bagi pelaku bisnis yang belum memiliki sistem operasional yang mumpuni.
Lebih lanjut, Coach Han juga menjelaskan salah satu alasan kenapa Fun Business School mengusung tema ini.
"Pay attention to your operations. Bisnis itu harus balance. Kadang ada yang sibuk jualan tapi operasionalnya nggak bagus. Kadang ada yang sibuk membenahi operasionalnya tapi nggak ada uang yang masuk. Padahal ujungnya bisnis adalah apa yang membuat kita happy," papar founder BARACoaching ini.
Selain tema dan drescode, hal berbeda dalam FBS 4 adalah adanya kompetisi antar pebisnis yang diadakan pada hari terakhir.
Kompetisi ini dimulai dengan pembagian kelas sehari sebelumnya (hari kedua). Para coaches, diantaranya Coach Humphrey, Coach Suwito, dan Pak Bram masing-masing membimbing para peserta yang dibagi dalam 3 kelas.
Masing-masing kelas mengupas permasalahan berbeda. Kelas pertama (London Class) dimentori oleh Coach Suwito, membedah topik “The Four Discipline of Execution”. Bagaimana agar eksekusi strategi yang dibuat jadi lebih gampang dijalankan.
Kelas kedua (Surabaya Class) dipimpin oleh Pak Bram yang mengupas “Discipline of Market Leaders”. Goal yang ingin dicapai, peserta tahu tentang operasional excellence untuk bisa jadi market leader.
Ketiga, Coach Humphrey Rusli di Las Vegas Class. Topik yang diberikan adalah “Creating Super Productivity”, bagaimana membuat tim menjadi lebih produktif tanpa menambah jumlah atau spesifikasinya. 
Di hari pamungkas (28 Juli ’16), para peserta terpilih, akan memaparkan konsep bisnis (yang telah diterima sebelumnya) dengan penerapan pada perusahaan masing-masing. Konsep bisnis paling real dan applicable, akan menjadi pemenang “Best Business Concept” FBS 4. 
Sistem pemilihan pemenang adalah dengan menggunakan koin coklat. Para coaches dan peserta akan memasukkan koin coklat yang dimiliki, ke dalam mangkok yang sudah ditandai dengan nama-nama finalis pilihan mereka.
Keenam finalis adalah Harris Suwignyo (owner Harris Mobil), Daniel Ponda Tengker (owner House of David), David Ming (owner PT. Latif Kitto Mahesa), Ifan Roring (owner Q-Bic Space), Aditya Chandra (owner SAGA Contractor), dan Sunarno (owner CV. Kalam).
And the winner is...Daniel Ponda Tengker (owner House of David) diikuti oleh Ifan Roring (owner Q-Bic Space) sebagai pemenang kedua. Congratulation!
"Fun Business School mengajarkan saya banyak hal, belajar sambil bermain, serius tapi santai. Belajar leadership itu seperti apa dan kepemimpinan itu seperti apa, cara kita mengatur sistem seperti apa, dan cara kita bertindak sebagai pemimpin seperti apa,” ujar Daniel selaku pemenang, ketika ditanya apa manfaat mengikuti acara ini.
Hal senada pun diungkapkan oleh peserta lain. Salah satunya dr. Inna, pemilik Angels and I Day Care.
Saya banyak sekali mendapat masukan, inspirasi, dan semangat baru. Ternyata belajar in fun way itu menyenangkan. ActionCOACH is the best," kesannya tentang Fun Business School.
Workshop FBS yang diselenggarakan mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore ini, walaupun menguras energi dan pemikiran, namun peserta sangat antusias dalam mengikuti segala rangkaian. Bahkan beberapa peserta merelakan waktu coffee break untuk terus melangsungkan diskusi bersama coach-nya.

Kamis, 28 Juli 2016

MEMAAFKAN - By: ActionCOACH BARACoaching

Dalam perjalanan kembali ke Surabaya, seperti biasa saya "membunuh" waktu dengan mampir di toko buku. Umumnya "windows shopping", tapi sering-sering akhirnya beli juga :D. 
Kali ini pada saat "browsing" beberapa buku, saya melewati rak majalah, dan di cover salah "dua" majalah ada judul yang mirip, judul artikelnya, "Manfaat Memaafkan" edisi bulan Agustus 2016. 
Dari judul inilah saya terinspirasi menuliskan artikel ini.
Memaafkan adalah keputusan yang diambil untuk "let go" segala sesuatu yang mengganjal di hati atau kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh orang lain terhadap kita. Memaafkan juga berlaku untuk diri sendiri, memaafkan diri sendiri untuk kesalahan yang kita perbuat dan mengambil nilai positif dari kesalahan tersebut, kemudian "move on".
Apa korelasi langkah ini dengan bisnis kita? Sebagai pemilik bisnis tentu kita juga manusia biasa (kalau ada yang superman mesti ngaku kali ya :D) yang mengalami kejadian-kejadian di bisnis kita sehari-hari, yang juga tidak terlepas dari salah dan maaf.
Tantangannya, jika kita bukan saja tidak bisa move on tetapi juga menyimpan kesalahan-kesalahan ini, dalam bisnis ada konsekuensi-nya. Misalnya, jika kita pernah ditipu oleh pelanggan, apakah kita kapok dengan tidak mencari pelanggan baru atau belajar cara-cara proteksi cerdas supaya tidak tertipu lagi, pilihan di tangan Anda. Keputusan kita untuk memaafkan, mencari cara yang lebih baik dan move on, menentukan keberhasilan kita. Semakin kita takut untuk mengambil langkah (dengan resiko-resiko yang bisa dihitung tentu) semakin lambatlah kemajuan usaha kita.
Cobalah mencari tahu, hal-hal apa yang tidak bisa kita lepaskan yang memperlambat kemajuan bisnis kita? Dengan pelanggan? Suplier? Saudara? Pegawai?
Selamat memberi maaf dan move on :).

Salam The NEXT Level!

Senin, 25 Juli 2016

MANAJEMEN HARTA - By: Coach Suwito Sumargo*

Suatu ketika, seorang pengusaha mengeluh : 'Puluhan tahun berbisnis, harta saya habis'. Saya pun bertanya : 'Kok bisa, apa yang terjadi?'
Beliau bercerita : 'Saldo di bank nyaris segitu-segitu aja. Padahal saya sudah berbisnis lebih dari 20 tahun'. Siang itu kami berdiskusi, mencari tahu kemana larinya si harta itu.
Yang pertama, kami definisikan dulu tentang apa yang dimaksud dengan 'HARTA'.
Harta yang kami perbincangkan ini adalah harta yang berwujud (terlihat) dan bisa diuangkan. Dengan kata lain, ada nilai rupiah-nya. Karena, selain harta di atas masih ada harta lain, misalnya kecerdasan, kreatifitas, reputasi, dan lain-lain yang tidak berwujud dan sulit diuangkan.
Ada juga harta lain yang berwujud, tapi sulit di-rupiah-kan, misal karyawan.
Harta kita ini mesti dicatat dengan tertib. Dan dikelompokkan sesuai kaidah akuntansi. Misal : harta berupa bangunan, mesin dan kendaraan dikelompokkan sebagai harta yang tak lancar dan harus disusutkan nilainya seiring waktu. Asal tahu saja, untuk penyusutan ini ada formula dan aturannya.
Lalu, ada harta yang berupa sejumlah uang di bank, baik berupa deposito atau tabungan. Ada juga harta yang berupa sediaan/stok barang, baik bahan baku maupun produk jadi.
Ada harta lain yang tersamar yaitu yang berupa Piutang. Ini harus diwaspadai. Berbeda dengan harta yang tersimpan di Bank, harta yang berupa Piutang ini sulit dikontrol dan tidak sepenuhnya aman. Bahkan sering kali terancam hilang, karena tak terbayar.
Cermati harta kita dengan melakukan pencatatan secara teratur. Dan lakukan evaluasi secara berkala, untuk menghitung kecukupan harta, terutama bila kita masih punya hutang/kewajiban kepada pihak lain. Kemudian, kita harus senantiasa hati-hati dalam belanja dan pengeluaran agar tidak melebihi batas aman. Karena itu bisa berbahaya, terutama bila posisi harta lancar terbatas.
Akhirnya, perbincangan kami berujung pada sebuah formula, yaitu :
Total Harta = Kas + Bank + Sediaan + Piutang - Hutang.
Hati-hati bila : Hutang > atau = Piutang + Sediaan + Kas + Bank.
Note : Sediaan = Stok.
Apakah kita punya catatan tentang Harta dan kecukupannya? 

Salam The NEXT Level!

* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The Year 2014.
- The Winner System Award 2014.

- Telah banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam bisnisnya.

Kamis, 21 Juli 2016

JULY SURPRISE!

Berikan komen (pendapat dan pengalaman Anda) di salah satu artikel kami bulan Juni-Juli.
Komen terpilih akan mendapatkan kesempatan FREE konsultasi bisnis..
Langsung dengan COACH bertaraf Internasional.


Salam The NEXT Level!

Kamis, 14 Juli 2016

POKEMON GO - By: ActionCOACH BARACoaching

Seorang teman yang baru saja bepergian ke Amerika menceritakan fenomena baru yaitu "Pokémon Go". Kemana saja pergi, di kerumunan orang, biasanya para remaja, dia menemukan mereka sedang bermain Pokémon Go. 
Game ini dirilis di Amerika & New Zealand pada 6 Juli 2016, dan langsung mendapat permintaan tinggi sehingga oleh CEO Niantic, John Hanke ditangguhkan rilis-nya di negara lain sambil melakukan beberapa perbaikan.
Hanya dalam waktu 24 jam setelah dirilis, Pokémon Go menduduki rating tertinggi di apps store baik di Apple Store maupun di Google Play. Hanya dalam waktu 5 hari setelah rilis,  games ini diperkirakan telah didownload 7,5 juta kali dan di-instal di lebih dari 5% android smartphone hanya di Amerika saja.
Terlepas dari kontroversi tentang beberapa kejadian negatif yang melibatkan pemain pokemon go, game ini diklaim sebagai permainan yang melibatkan aktifitas fisik di luar rumah.
Pokémon Go menggunakan GPS dan jam handphone kita untuk mengetahui dimana dan kapan kita berada dalam game tersebut, membuat pokemon "muncul" di sekitar Anda. Ide-nya adalah mendorong Anda untuk berjalan di "real world" untuk menangkap pokemon dalam game. 
Gabungan antara game dan interaksi dunia nyata disebut "augmented reality".
Jadi, bagaimana pembuat games ini bisa mendapat "uang"? Pemain games dapat membeli barang-barang perlengkapan di tokonya dengan uang nyata. Selain menjual data pengguna games yang mereka kumpulkan (hal ini tidak dipastikan, tapi kemungkinan dilakukan :))
Pokémon Go menggunakan goggle maps sebagai platform games-nya di dunia nyata, seperti beberapa apps lain yang menggunakan maps yang sama (Uber contohnya).
Apakah bisnis atau layanan kita bisa menggunakan tools yang tersedia secara online dengan biaya relatif rendah dan efektif?
Jika ya, apakah kita bisa mengeksplorasi lebih jauh sumber-sumber ini? 
Sumber-sumber online bukan hanya sekedar website/ promo online/ online store atau sosial media, namun ada sumber lain yang bisa kita gunakan. Siap naik ke level berikutnya?


Salam The NEXT Level!