Mengapa ada orang yang mudah mencapai SUKSES namun ada yang
sulit sekali mencapai SUKSES?
Sebetulnya judul dan konten artikel semacam ini sudah jamak
dikupas oleh banyak pihak. Saya sempat ingin mengubah judul dan kontennya. Namun
setelah saya pertimbangkan ulang, saya rasa ada baiknya saya membahas ini.
Mengapa saya merasa ini penting? Ada sedikitnya 2 alasan
mendasar:
1. Ada
kesalahkaprahan konsep sukses di banyak pengusaha.
2. Metode dan cara mencapai sukses yang demikian
banyak, sehingga lebih banyak membuat rancu daripada memberikan "clarity".
Mari kita bahas satu per satu.
Arti sukses untuk masing-masing individu tentu tidaklah sama.
Bagi sebagian orang, materi adalah tolak ukur utama. Namun bagi sebagian orang
lainnya kebebasan waktu justru yang menjadi incaran utamanya.
Silahkan para pembaca menentukan definisi sukses sesuai
selera masing-masing. Harap diingat, sukses pertama-tama bukan tergantung
standard atau norma orang lain yang diukurkan kepada kita. Namun lebih pada progress (proses evolusi) dari kita yang
tahun lalu dibandingkan kita yang tahun ini, tahun ini dibandingkan tahun
depan. Begitu seterusnya.
Intinya setiap pribadi hanya boleh membandingkan ke pribadi
masing-masing dari waktu ke waktu. Ini adalah cara melihat sukses yang benar.
Lalu, apakah boleh kita membandingkan diri sendiri terhadap kesuksesan orang
lain? Tentu boleh, namun sekali lagi jangan dibandingkan secara langsung. Bandingkan
progress orang tersebut dari versi
yang dulu dan versi yang sekarang. Seberapa cepat prosesnya; apa saja
langkah-langkah yang dia ambil; apa strategi-strategi yang dipilih; siapa yang
menginspirasi orang tersebut, dan sebagaianya.
Dari sini baru kita bandingkan proses kita terhadap proses
orang tersebut. Apa yang bisa kita tiru, apa yang sudah sama, dan lain
sebagainya. Ini yang saya maksudkan dengan konsep berevolusi yang benar untuk
mencapai sukses di setiap individunya.
Berikutnya adalah metode untuk mencapai sukses tersebut. Ada literally ratusan buku bahkan ribuan
buku yang menjelaskan langkah demi langkah untuk mencapai sukses dalam hidup,
keluarga, karier, bisnis, dan aspek-aspek lainnya. Saya tidak ingin membahasnya
di dalam artikel ini. Saya lebih tertarik untuk melihat software bawaan manusia yang memang sudah ada sejak lahir dan
merupakan karunia dari Sang Pencipta.
Selalu menjadi hal yang menggelitik buat saya, jika sama-sama
manusia, mengapa ada yang cepat perkembangannya untuk mencapai sukses, dan
mengapa ada yang lambat? Apakah karena lingkungannya? Ok. Jikalau begitu,
mengapa ada yang sama-sama dibesarkan di lingkungan yang hampir identikal,
namun ada yang berprestasi gemilang sedangkan yang lainnya tidak?
Mungkin karena ilmunya. Ok. Mengapa ada orang yang sama-sama
sekolah, berpendidikan sama, namun ada yang lebih "moncer" dalam
kehidupannya dan yang lainnya biasa2 saja? Mungkin sampai sini, bisa-bisa
jawabannya adalah, "mungkin karena beda nasibnya!". Mungkin betul.
Atau mungkin juga tidak.
Ada sebuah penelitian menarik yang cukup dalam membahas
fenomena ini. Tahukah anda bahwa manusia normal berbicara dengan dirinya
sendiri rata-rata 60.000 kali dalam sehari, atau satu kali per detik, secara
terus menerus, secara konstan, dan sering dibawah alam bawah sadar kita?
Dalam penelitian tersebut, manusia yang cenderung lebih
sukses ternyata sangat selektif memilih "topik" yang akan
diperbincangkan dengan diri sendiri. Berikut perbedannya: orang normal lebih
sering mengisi 60.000 kali percakapan itu dengan:
- Statement jargon.
Contoh: "Hmm.. Mobilnya bagus" ;
"Orang itu tidak tahu aturan" ; "Hari ini panas" ;
"Macetnya jalan!" ; "Saya bakal terlambat"...dan
seterusnya.
2.
Pertanyaan yang tidak berpengaruh langsung dengan dirinya
atau tidak bisa dipengaruhi oleh kekuatannya:
Contoh: "Kok Presiden kita ndak mau segera
ambil keputusan ya?" ; "Orang itu kok mau ya nikah sama cewek
itu?" ; "Gimana ya kalau seandainya saya dulu kerja di perusahaan
itu, bukan di perusahaan sekarang ini?”...dan seterusnya.
Coba perhatikan. Setiap hari otak kita penuh dengan hal-hal
seperti di atas. Ini sebetulnya bukannya salah dan sah-sah saja. Namun
sayangnya tidak membuat kita lebih berkembang. Lalu apa yang dibicarakan oleh
orang-orang yang lebih cepat suksesnya terhadap dirinya sendiri dibandingkan
orang rata-rata?
- Pertanyaan yang lebih membangun atau menchallenge diri sendiri.
Contoh: "Apa yang bisa saya lakukan lebih
baik dari kemarin?" ; "Apa yang tidak saya ketahui, dan menghambat
saya?" ; "Kebiasaan apa yang harus saya hentikan?" ; "Kebiasaan
apa yang harus saya ganti?" , "Proses apa yang lebih ringkas dan efisien?"...dan
lain sebagainya.
- Statement yang menempatkan diri
sendiri sebagai subjek utamanya.
Contoh: "Mungkin saya harus
berubah" ; "Kelihatannya kemarin saya salah langkah" ;
"Orang itu suka karena saya melakukan xyz" ; "Saya ternyata
benar memutuskan, syukurlah!"...dan seterusnya.
Mari kita perhatikan perbedaan dari contoh-contoh di atas, antara
orang normal dan orang yang cenderung lebih cepat sukses. Mana yang lebih
sering kita lakukan dalam kehidupan keseharian kita?
Semoga bermanfaat!
Salam the NEXT Level!
* Coach Humphrey Rusli:
- Coach of the Year
2014 (BEF Award Indonesia 2014);
- Sales Coach of the Year 2012 se-Asia dan
Australia;
- Associate Coach of the Year 2013 tingkat
Internasional (44 negara).