Membangun bisnis itu ibarat membangun sebuah
kerajaan. Pernah tidak, terpikir mengapa kerajaan-kerajaan Indonesia pada jaman
kuno bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun. Apa saja resep yang
bisa dipelajari untuk mendukung bisnis Anda di jaman modern seperti sekarang?
Salah satu tokoh yang banyak menginspirasi adalah
Arjuna. Arjuna memang bukan bagian dari petinggi kerajaan-kerajaan Indonesia,
namun cerita kepahlawanannya sering dijadikan acuan para Raja di jaman kuno.
Selain tampan, Arjuna juga dikenal karena
kepandaiannya dalam memanah. Dia selalu bisa fokus dan dengan tepat membidikkan
panahnya pada sasaran yang diinginkan.
Agar sukses, maka harus fokus. Demikian yang
sering kita dengar. Maka, kita pun sibuk melatih diri agar bisa fokus. Fokus
sepertinya sesuatu yang biasa-biasa saja, namun ternyata tidak semua orang bisa
melakukannya dengan baik. Kita perlu melalui sebuah proses, melakukan sebuah
gerakan tertentu, berulang kali, sebelum kita bisa
memanah, menembak atau memasukkan bola basket ke dalam jaring dengan tepat.
Ada cerita menarik tentang Arjuna, ketika Drona mengajaknya
dan keempat Pandawa lain masuk ke dalam hutan, untuk latihan memanah. Drona
menggantungkan sebuah burung-burungan dari kayu di sebuah ranting pohon, di
seberang sungai, tempat mereka berdiri.
Pertama, sang Guru memanggil Yudhistira dan
bertanya,”Apa yang kamu lihat?”
“Aku melihat burung.”
“Apa lagi yang kamu lihat?”
“Aku melihat ranting dan daun.”
“Apa lagi?”
“Aku melihat pohon-pohon hutan dan sungai,” kata
Yudhistira.
Drona menyuruhnya kembali, dan memanggil Bima.
“Apa yang kamu lihat?” tanya Drona pada Bima.
“Aku melihat burung.”
“Apa lagi yang kamu lihat?”
“Aku melihat langit, pohon, dan rumput.”
Selanjutnya, Drona menanyai Nakula dan Sadewa, dan
menerima jawaban yang hampir sama. Akhirnya, Drona memanggil Arjuna.
“Apa yang kamu lihat, Arjuna?”
“Saya melihat mata burung, Guru.”
“Apa lagi yang kamu lihat?”
“Tidak ada, Guru.”
Drona bertanya lagi,”Kamu tidak melihat apapun
lagi?”
“Tidak, Guru,” katanya penuh keyakinan.
“Apa kamu melihat ranting, daun, pohon, atau
langit?”
“Tidak, Guru. Saya tidak melihat apapun kecuali
mata burung.”
Drona langsung menyuruh Arjuna menembak, dan panah
pun melesat tepat mengenai mata burung.
Dalam cerita ini, Drona mengajarkan agar fokus
kepada sasaran, baru kemudian memanah. Namun hanya Arjuna yang sanggup melihat
satu sasaran dan memanahnya dengan tepat. Jadi, bisa dikatakan memanah yang
efektif itu ya seperti Arjuna. Selama kita belum fokus, maka tindakan (memanah)
kita akan sia-sia atau tidak mengenai sasaran.
Bekal fokus juga sangat diperlukan bagi pebisnis, agar
bisa membidik sasaran yang ingin dituju dengan tepat. Hanya 20% pebisnis yang memiliki
kelebihan seperti Arjuna. Punya intuisi tajam untuk membidik sasaran bisnis
dengan tepat. Selebihnya, sebagian besar pebisnis cenderung hanya disibukkan
oleh analisa lingkungan, tapi justru lemah dalam eksekusi. Mereka seringkali
terlalu banyak mikir dan akhirnya tak kunjung mengambil keputusan dan melakukan
langkah penting.
3
Poin Penting Dalam Membidik Target
Lalu bagaimana caranya, agar kita bisa menjadi
sosok ‘Arjuna’ dalam memimpin bisnis? Bagaimana agar kita bisa fokus, membidik
target dengan tepat, dengan tindakan yang lebih efektif sekaligus efisien.
Pertama, zoom
out to zoom in. Artinya, melihat sesuatu secara keseluruhan atau lebih
luas, sebelum akhirnya lebih detail dan spesifik dari jarak dekat. Poin ini
bisa didapat dari mempelajari lingkungan kompetitor kita, siapa saja mereka dan
bagaimana cara mereka dalam membidik target pasar.
Intinya, kita harus melakukan persaingan dan
perbandingan pasar. Bagaimana kita menemukan peluang yang tidak ditemukan oleh
kompetitor, mempelajari kelemahan mereka dan membandingkan dengan apa yang sudah
kita lakukan.
Dari situ, tariklah sebuah ‘garis’ yang lebih
mengerucut, tentang siapa kompetitor utama kita, dan apa keunggulan yang bisa
kita pakai untuk memenangkan ‘pertarungan’ bisnis.
Kedua, memperhatikan sasaran mana yang akan kita
bidik, dan ‘peluru (panah)’ seperti apa yang akan kita gunakan agar tepat
sasaran. Ada banyak pilihan peluru yang bisa digunakan. Dalam bisnis, dikenal
dengan istilah bullet. Namun, hanya
satu yang bisa tepat sasaran, disebut dengan cannon ball.
Cannon ball diperoleh
dengan melakukan penelitian terlebih dulu. Hal ini untuk memudahkan kita
mengetahui apa yang diinginkan oleh target (pasar atau konsumen) sebenarnya. Penelitian
ini bisa bersumber dari kumpulan data perusahaan sedari awal berdiri dan atau
dengan melakukan test and measure
dalam skala kecil, yang ditembakkan berulang-ulang sampai tepat sasaran.
Bagaimana kita menginginkan hasil yang tepat jika
kita tidak melakukan proses dengan benar. Dan bukankah proses yang benar itu
kita dapat dari mencobanya berkali-kali, sampai menemukan model yang sesuai
dengan apa yang kita inginkan.
Ketiga, sering berdiskusi dengan pebisnis lain
atau siapapun (pelatih bisnis, mentor, konsultan) yang bisa memberikan advice, menunjukkan ‘titik buta’, serta memperkaya
wawasan dan menunjukkan apa yang tidak kita ketahui sebelumnya. Dengan melihat
banyak hal dari banyak perspektif, maka akan semakin mudah buat kita untuk
menentukan siapa lawan kita, berpikir out
of the box, dan punya banyak cara juga untuk membidik target pasar dengan
tepat.
Meskipun kesaktian Arjuna sudah didapat dari
lahir, kemampuannya dalam memanah bukan hanya didapat dari insting, namun juga
terus berlatih dan mengasah diri di bawah arahan Drona, gurunya. Demikian juga
dengan Yudisthira dan para saudara Arjuna yang lain, yang awalnya tidak bisa
melihat sasaran secara fokus, dengan latihan terus-menerus akan melatih
kepekaan mereka dalam melihat sasaran secara tepat.
So, mulailah berlatih FOKUS, belajar banyak hal,
melihat sesuatu dari banyak perspektif dan jadilah Arjuna dalam bisnis Anda!
Salam the NEXT Level!