Pemilik bisnis bukan
hanya wajib menguasai seluruh aspek bisnis secara seimbang. Namun dibutuhkan
juga sinergi dari sebuah tim, yang idealnya terdiri dari Sumber Daya Manusia
(SDM) yang sudah sejalan dengan visi perusahaan. Dalam artian, mereka punya
tanggung jawab dan menikmati pekerjaan layaknya pemilik perusahaan, untuk
membuat perusahaan mampu bertahan di tengah atmosfer ‘hypercompetition’ demi tujuan keberhasilan yang berkelanjutan.
Hal
itu dipaparkan Erfina Hakim, selaku pembicara dalam forum “Membentuk Garda
Depan Berdaya Gedor Tinggi”, Kamis (03/04) kemarin di Master Office ActionCOACH
BARACoaching PTC Surabaya.
“Dalam
situasi yang sangat ekstrim saat ini, banyak pemilik bisnis yang hanya menerima
dan memaklumi keadaan, ketika perusahaan sedang dalam keadaan ‘sulit’. Misal “Ah,
sepi, maklum habis lebaran, menjelang pemilu…” dan lain sebagainya. Padahal
tidak sepenuhnya begitu. Kebanyakan, ada kelalaian sehingga proses kerja tim
tidak optimal. Nah, dengan mengikuti forum ini, peserta bisa sharing dan punya pandangan bagaimana
membekali tim mereka untuk berhubungan dengan customer dan mendatangkan hasil untuk perusahaan setiap saat,” jelas
wanita yang juga sebagai Head of Training
Division BARACoaching Surabaya ini.
Beberapa
hal yang dipelajari dalam forum ini, diantaranya cara efektif meningkatkan
kesetiaan dan produktivitas kerja, trik mendelegasikan tugas dan bagaimana tim
menikmati pekerjaan layaknya owner,
sampai teknik manajemen untuk mencetak SDM unggul.
“Sebagian
besar masalah yang berhubungan dengan tim bisnis adalah salah pilih kandidat
dan ketimpangan dalam pendelegasian tugas. Karenanya, penting untuk memahami karakter calon
karyawan saat proses interview. Bisa dengan melakukan tes
karakter DISC dan
VAK (Visual Auditory Kinesthetic),” ungkap Erfina tentang salah satu trik
mendelegasikan tugas ke anak
buah.
Lebih
lanjut, sesuai dengan temanya, wanita yang memiliki selera humor tinggi ini juga
memaparkan tentang 4 kunci membentuk garda depan berdaya gedor tinggi yang dianggap
sebagai nafas atau mutlak dipunyai sebuah perusahaan. Pertama adalah berkaitan
dengan hal personal. Yang dilakukan
dalam poin ini adalah mengarahkan SDM, memberi support dan solusi atas permasalahan yang anak buah hadapi, sampai pemberian
reward atau penghargaan.
“Penghargaan
di sini bukan hanya bersifat fisik
saja, tapi juga memberikan pujian-pujian kecil. Misal, berikan tepukan di
pundak mereka, sebagai apresiasi bangga dan puas atas hasil kerja mereka,”
tambah Erfina.
Poin
selanjutnya yang perlu diperhatikan yaitu kompensasi yang layak pada karyawan,
serta pemberian komisi yang memberikan challenge
(tantangan) buat mereka.
Ketiga
yaitu alignment (penyelarasan/
penyesuaian). Berikan akses pada karyawan
untuk berkinerja. Jangan pernah menutup mata atau
bahkan pura-pura tidak mengerti terhadap prestasi mereka. Dalam prakteknya, bisa dengan memberikan
jabatan atau tanggung jawab lebih
tinggi yang sesuai dengan perkembangan kemampuan mereka dalam kerja.
“Jika
ketiga hal di atas sudah diterima oleh karyawan, bukan tidak mungkin setiap
individu dalam tim akan memberikan high
performance untuk perusahaan. Intinya karyawan jangan dianggap sebagai aset saja, tapi partner atau mitra pemilik bisnis dalam
meraih sukses, ” tegas wanita yang akrab dipanggil Fina ini.
Selain
meruipakan ajang diskusi bisnis, acara ini juga sebagai preview program training,
yang di tahun 2014 ini diperkenalkan secara terbuka (umum).
“Selama
ini training dalam lembaga kami,
merupakan bagian dari program coaching,
sehingga sifatnya hanya terbatas untuk para klien beserta jajaran manajemennya.
Dengan semakin banyaknya permintaan, kami memberikan kesempatan untuk publik
mendapatkan layanan program training
lepas tanpa harus melalui coaching
terlebih dulu,” tutur Fina di sela-sela akhir acara.