business-forum

coaches

More Video! Visit : BARACoaching Channel on Youtube

Jumat, 13 September 2013

Kerjasama dengan Wismilak - EDUKASI BISNIS PREMIUM KEPADA AGEN DAN SELLER BERPRESTASI WISMILAK

Humphrey Rusli memberikan edukasi bisnis "From Super Boss to Super Team" kepada para agen dan teller terbaik Wismilak Group dari seluruh Indonesia.

Setelah menggandeng beberapa perusahaan, sebagai bentuk tanggung jawab sosial untuk memberikan edukasi bisnis dan meningkatkan perekonomian, khususnya di wilayah Surabaya, kini SEA Corp. (ActionCOACH East Java-Bali) bekerjasama dengan PT. Gawih Jaya (Wismilak Group) dalam acara intern Wismilak bertajuk PT. Gawih Jaya Europe Gathering Tour.
Bertempat di Resto Nine, acara yang diadakan pada 10 September 2013 ini, menghadirkan pembicara Humphrey Rusli, Chief Operating Officer (COO) SEA Corp., sekaligus pemenang ‘Associate Coach of the Year 2012 dan 2013’ tingkat internasional dan ‘Sales Coach of the Year 2012’ se-Asia dan Australia.
Menurut Humphrey, dalam edukasi bisnis bersifat premium ini, dirinya akan memberikan materi bertema “From Super-Boss to Super-Team”. Sebuah tema yang diangkat, agar pemilik bisnis berujung pada bisnis yang sukses dan berjalan tanpa tergantung kehadiran mereka.
“Saat ini 96% perusahaan tidak bisa berjalan tanpa kehadiran pemiliknya. Kondisi ini terjadi karena para ‘owner’ bisnis tidak fokus pada ‘team building’, namun lebih menghadapi para customers (konsumen). Padahal, kewajiban menghadapi konsumen ada pada pundak tim bisnis. Kalau para pemilik bisnis hanya terpusat menghadapi konsumen, begitu juga timnya, maka yang ada bisnis menjadi terbengkalai,” jelas pria yang hobi membaca ini.
Humphrey Rusli bersama jajaran Direksi PT. Gawih Jaya (Wismilak Group)
Di lain pihak, Ricky Junaidi, selaku National Sales Manager Wismilak Group bertutur, gathering dan pemberian edukasi bisnis ini merupakan bentuk apresiasi terhadap agen dan seller PT. Gawih Jaya (Wismilak Group) yang berprestasi, sebelum diberangkatkan ke Eropa.
”Meskipun beberapa agen dan seller di bawah Wismilak Group sudah mapan, namun sebagian besar bisnisnya masih bersifat running, dan belum memiliki tim yang solid untuk mendukung bisnis ke depannya. Dengan kerja sama ini, kami berharap mereka dapat meningkatkan prestasi dalam bisnis mereka, melalui pondasi tim yang kuat,” papar Ricky.
Sebagian peserta yang hadir, juga mengaku adanya problem tim yang selama ini terjadi. Diantaranya Retno, salah satu agen Wismilak dari Kotabaru, Kalimantan Selatan.
“Selama ini problem yang sering terjadi adalah kurangnya waktu untuk saling sharing dan evaluasi. Intinya koordinasi tim kami kurang,” tutur Retno. “Edukasi bisnis yang diberikan pak Humphrey bagus dan sangat memberi masukan buat saya, khususnya terkait dengan manajerial dan tim bisnis,” tutupnya. 

Rabu, 04 September 2013

REVITALISASI POS INDONESIA : GELIAT RAKSASA YANG LAMA TIDUR

Suwito Sumargo (kanan) dan Ramadhani (kiri)


‘Goodbye China, Hello Indonesia’. Ungkapan Nouriel Roubini ini seakan mewakili isi buku “Marketing for Turnaround”, yang dibedah dalam acara Book Club (23/08/13). Buku yang ditulis oleh Hermawan Kartajaya ini berisi langkah-langkah transformasi Pos Indonesia, dari Postal Company menjadi Network Company.
Acara yang diadakan oleh SEA Corp. (ActionCOACH East Java-Bali) ini menghadirkan pembicara Ramadhani, Program Development Consultant MarkPlus Institute dan Business Coach serta pendiri PT. GBT Laras Imbang, Suwito Sumargo, sebagai moderator acara.
Dipaparkan, Pos Indonesia pada awalnya belum melakukan marketing dengan baik. Jadi, meskipun tidak memiliki hutang, perusahaan jejaring raksasa berusia 266 tahun sejak zaman Belanda ini, pada tahun 2008 menderita kerugian miliaran rupiah. Itu kenapa, Pos Indonesia kemudian dianalogikan sebagai raksasa yang sedang tidur.
Proses pembenahan dimulai, ketika tahun 2009, I Ketut Mardjana sebagai President Director PT. Pos Indonesia merumuskan “Revitalization and Turnaround Strategy”, yang bertujuan menjadikan Pos Indonesia dari post company menjadi network company. Menariknya, konsep ini banyak yang selaras dengan konsep yang pernah diberikan oleh Hermawan kepada Pos Indonesia sebelumnya.
“Konsep turnaround sebenarnya adalah berani berubah atau merubah sesuatu melalui tahapan-tahapan yang ada,” jelas Ramadhani terkait  turnaround strategy.
Proses marketing turnaround Pos Indonesia berjalan dalam beberapa periode. Dimulai dengan proses modernisasi dan pemberdayaan, sebelum akhirnya melakukan pemasaran agar produk dan layanannya lebih banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Beberapa langkah seperti menambah jaringan, bekerjasama dengan instansi lain, juga dibarengi dengan antisipasi terhadap fase krisis, untuk memantapkan diri menjadi network company berkelas internasional.
Strategi ini yang kemudian membuktikan, Pos Indonesia sebagai raksasa tidur yang sudah mulai terbangun. Ketika sebagian perusahaan pos di sebagian negara di dunia mulai bangkrut akibat krisis utang dan dampak digitalisasi, sebaliknya Pos Indonesia selalu meraup untung.
Bila strategi turnaround ini bisa mewujudkan Pos Indonesia lebih dari sekedar apa yang disebut Hermawan dengan More Than the Giant Network Company, bukan tidak mungkin Pos Indonesia menjadi agent of change bagi perubahan ekonomi yang lebih baik di negeri ini.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Kerjasama dengan JMP - BISNIS KELUARGA = BISNIS NO.1 KELUARGA NO.2

Humphrey Rusli-COO SEA Corp.+Pembicara (kiri) dan Prasetyo-Kabag Event & Promotion (kanan)

Membangun sebuah bisnis keluarga, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak tantangan dan problem yang harus dihadapi, mulai dari permasalahan bisnis sampai keprofesionalan untuk tidak mencampur-adukkan antara bisnis dan masalah keluarga. Untuk itulah, bekerjasama dengan Jembatan Merah Plasa (JMP), SEA Corp. (ActionCOACH East Java-Bali) menyelenggarakan seminar bertajuk “5 Ways to Super Profitable Family Business”, 27 Agustus 2013.

Bertempat di Ballroom JMP Surabaya, acara ini dihadiri oleh beberapa pemilik bisnis, khususnya para tenant di Jembatan Merah Plasa. Humphrey Rusli sebagai pembicara berujar, selain mengupas trik rahasia, lebih jauh seminar ini bertujuan agar peserta (owner bisnis) paham, apa fundamental membangun bisnis  keluarga yang profitable dan sustainable.

“Selama ini banyak yang masih mengedepankan urusan intern keluarga. Padahal dalam bisnis keluarga, bisnis tetap yang terpenting, dan keluarga nomor dua. Problem lain yang sering terjadi adalah tidak adanya jobdesc yang jelas. Selain itu sebagian besar masih tidak fair, entah itu dari profesionalisme kerja yang tidak dinilai, sampai beban kerja yang berbeda antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain,” jelas Humphrey terkait problem dalam bisnis keluarga.

Seminar Pertama
Kabag Event dan Promotor JMP, Prasetyo, bertutur, pihak manajemen merasa senang dengan kerjasama ini, karena ini merupakan pertama kalinya pihak JMP mengadakan seminar yang ditujukan untuk para tenant mereka.

“Acara ini luar biasa. Saya berharap, ke depannya pesertanya lebih banyak dan semakin antusias untuk menerima edukasi bisnis dari ActionCOACH,” kata pria yang akrab dipanggil Pak Pras ini.

Lebih jauh, para peserta yang hadir juga puas dengan materi yang diberikan. Salah satunya, Ani Wahyuni Rezeki, Store Manager Batik Trusmi Cirebon cabang Surabaya.
“Penjelasannya sangat gamblang dan mudah diserap. Coach Humphrey banyak memberikan contoh-contoh, sehingga secara teknik kita paham, dan ini sangat berguna untuk kami terapkan dalam pengembangan bisnis, mulai dari pengaturan SDM sampai pengembangan produk,” paparnya.

Rabu, 28 Agustus 2013

CEO PowerLunch : EDUCATION IS THE BEST MARKETING STRATEGY


Mendapat konsumen loyal bukanlah sebuah keberuntungan semata. Lebih lanjut, poinnya adalah bagaimana strategi yang digunakan. Hal ini disampaikan oleh Humphrey Rusli, dalam CEO Power Lunch, sebuah acara rutin SEA Corp. (ActionCOACH East Java & Bali) yang ditujukan khusus untuk para owner bisnis.

Coach Humphrey memberikan materi tentang "Getting and Keeping Best Customer"
Bertempat di Kahuripan Room, hotel Sheraton Surabaya (24/07/13) acara ini mengangkat tema “Getting and Keeping Best Customer”. Kendala utama untuk mendapatkan customer yang ‘baik’ ternyata terletak pada tim. Seperti diungkapkan Humphrey, tim dalam sebuah perusahaan, harus punya konsistensi untuk menembus level best customer.

“Kami para business coaches melihat, selama ini owner bisnis masih disibukkan berbagai masalah seperti keuangan, distribusi barang dan sebagainya, sampai melupakan tim mereka. Padahal, how well you train your team menentukan seberapa cepat Anda mendapatkan best customer Anda,’ tegas COO SEA Corp. sekaligus business coach internasional ini.

Humphrey menyebut, ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengontrol sebuah tim. Pertama, siapa orang yang tepat untuk melakukan itu (who’s doing it) dan bagaimana owner bisnis mengontrol timnya (how do you control your team).

Lebih lanjut, selain training tim, kunci utama terletak pada strategi. Dalam getting and keeping best customer, strategi berarti melakukan “education-based marketing”, sebuah konsep marketing yang didasarkan pada pemberian edukasi pada masyarakat atau prospek yang dituju.

Getting your best customer is not about luck. Ada proses dan strategi yang dijalankan untuk mencapai semua itu, salah satunya dengan membuat calon customer kita teredukasi. Selain membangun kepercayaan, keuntungan lainnya akan lebih banyak menarik orang, karena Anda mengedukasi mereka, tanpa terlihat selling barang Anda,” papar pria yang akrab dipanggil coach Humphrey ini.

Pendapat para CEO :
1.       Wahyudi Jonathan – Gaya Indah
“Gaya penyampaian materi dalam CEO Power Lunch lebih pada komunikasi 2 arah. Kita sebagai business owner lebih dihargai dan tidak dihakimi, karena coach Humphrey merangkum dan menyamakan beberapa pemikiran peserta yang berbeda. Materi yang diberikan juga mengena. Sifatnya mendasar dan berguna memancing para pemilik bisnis untuk diterapkan dalam usaha mereka.” 

2.       Yudi Chandra – GBT Laras Imbang
“Materi yang diberikan lebih fokus dan tidak melebar. Sifatnya juga simpel dengan gaya penuturan yang mudah dicerna, sehingga kami juga bisa dengan mudah mengaplikasikannya.”


Kamis, 22 Agustus 2013

Mencetak Entrepreneur Berkelas dengan Pendekatan Coaching : Sebuah Deposisi Terminologi Mentoring, Consulting dan Coaching





By: Humphrey Rusli*


(10 Agustus 2013, 00:10am) - "Tantangan terbesar dari para Entrepreneur adalah terbatasnya ketersediaan rekan bertukar pikiran (brainstorm partner) untuk meningkatkan kapasitas pribadi dan kualitas reaksi akan setiap permasalahan ataupun kesempatan yang muncul dihadapannya."

Sudah menjadi keharusan bagi seorang entrepreneur untuk memiliki mimpi yang besar ketika memulai usaha, atau bagi ahli waris untuk memiliki mimpi lebih tinggi dari penerusnya. Sayangnya, survey menyatakan sebaliknya, 80% bisnis di dunia ini tidak mampu mencapai usia kelima. Dan hanya 4% yang dapat mencapai usia kesepuluh. Itu berarti, 96% bisnis gugur sebelum mencapai umur satu dekade.
Banyak faktor yang mendasari fenomena ini, namun apabila ditarik benang merahnya, permasalahan utama terbanyak terletak pada ketidak mampuan entrepreneur untuk mengambil tindakan dan memberikan reaksi yang tepat untuk setiap issue yang dihadapinya. Kesalahan membuat keputusan akan menimbulkan reaksi berantai yang tidak saja berpotensi menimbulkan masalah-masalah baru. Lebih parah lagi, membuat banyak kesempatan emas di depan mata hilang karena tiadanya waktu dan energi untuk menggarapnya.

Problem Solving Vs Empowerment
Secara global, proses penyelesaian masalah bisnis bisa diselesaikan dengan 2 cara pendekatan.
Pendekatan pertama yang sering dilakukan adalah
apa
yang disebut "Problem Solving" atau pemecahan langsung akan masalah yang timbul atau dirasakan mengganggu entrepreneur. Secara sederhana, hal ini dimulai dengan timbulnya gejala yang kurang diinginkan, seperti menurunnya profit, kehilangan pelanggan, ketidakpastian delivery atau kacaunya proses produksi suatu usaha. Atas gejala-gejala tersebut entrepreneur akan berusaha memecahkan sendiri (lazimnya demikian) sebelum mencari bantuan pihak luar, mulai dari non formal assistance seperti berdiskusi dengan teman, mencari pendapat dari pemilik usaha sejenis, bergabung dengan organisasi, sampai ke pilihan menggunakan jasa profesional.
Jasa profesional ini bermacam-macam, ada yang berbasis "mentoring" yaitu dimana seorang mentor biasanya memiliki pengalaman nyata serupa dan telah lebih dahulu berhasil menemukan solusi akan permasalahan tersebut. Seorang mentor wajib memiliki technical background dan pengetahuan yang sama dengan "mentee" atau pihak yang menggunakan jasanya. Lebih bagus lagi apabila sang mentor masih aktif di bidang bisnis yang sama.
Ada pula jasa profesional yang berbasis "consulting", dimana pendekatan yang dipakai adalah cara pikir logis-deduksi serta pemaparan  skema solusi yang sudah terbukti secara empiris berhasil membantu pengusaha dibidang lainnya dalam memecahkan masalah serupa. Fleksibilitas dengan pendekatan "consulting" lebih tinggi dibandingkan mentoring sehingga bisa digunakan lintas bisnis. Namun karena landasan berpikirnya dari data empiris, sehingga banyak konsultan menambahkan jasanya agar dapat dipakai dan dieksekusi ke dalam bisnis secara spesifik (tailor made). Hal ini sudah menjadi praktek umum di dunia konsultasi.
Lalu dimana peran dan sumbangsih coaching dalam membantu entrepreneur dalam memecahkan masalah-masalah bisnis serta mengambil sikap (memilih pola pikir sesuai dengan masalah yang dihadapi) pada setiap keputusannya?
Pendekatan kedua dalam pemecahan suatu masalah bisnis adalah melalui proses empowerment. "Empowering" adalah kata kunci di dunia business coaching. Kata ini mempunyai makna: memberdayakan entrepreneur. Apa yang diberdayakan dan bagaimana prosesnya?
Coaching mempunyai cara yang berbeda dengan consulting. Consulting bersifat eksternal artinya memberikan suntikan ilmu baru, jawaban baru, teknologi baru, terobosan baru, trik menjual baru, yang sering bersifat universal. Sedangkan coaching lebih bersifat internal, yaitu lebih pada memfasilitasi entrepreneur dalam menciptakan cara sendiri, menemukan terobosan sendiri, menentukan jalan sendiri serta mengkombinasikan kemungkinan-kemungkinan solusi sendiri dan sangat kondisional.
Jika sifat pemahaman mengenai consulting bergerak dari generic ke specific (imploratif), maka coaching bergerak sebaliknya dari specific ke pemahaman generic (eksploratif). Jika consulting lebih ke problem-focused dan pengambilan tindakan korektif, maka coaching lebih kepada membangun "kekuatan dan ketajaman" pola pikir dan pengambilan sikap entrepreneur. Dengan demikian, dalam mengatasi masalah pada akhirnya entrepreneur dapat mengkoreksi sendiri atau mengambil tindakan lain yang dianggap lebih baik.
Jika consulting melibatkan ahli teknis dibidang tertentu untuk ikut memberikan advis dan mempengaruhi keputusan entrepreneurcoaching hanya akan melibatkan ahli teknis ketika entrepreneur sudah mengambil tindakan dan keputusannya, sehingga ahli teknis bersifat supportive semata.
Jika consulting cenderung fokus ke short-term and quick gain (fix), sebaliknya coaching lebih fokus ke long-term and sustainable gain. Jika consulting tidak terlalu menitikberatkan ke pola pikir dan kebiasaan atau sifat berbisnis entrepreneur, maka coaching sangat menitikberatkan dan menomorsatukan hal ini.
Hasil atau value coaching yang tertinggi terletak pada independensi atau kemerdekaan entrepreneur dalam menentukan sikap serta pemahaman yang mendalam akan proses pemecahaan suatu masalah, hal ini karena proses pembentukan solusi berangkat dari akar masalah secara mendalam. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa: ketika proses coaching berhasil, entrepreneur akan mampu menyelesaikan masalah dan mengambil sikap yang tepat untuk masalah yang kurang lebih sama, bahkan untuk masalah-masalah baru yang belum pernah ditemui sebelumnya, entrepreneur akan mampu menemukan "jalan keluar" sendiri tanpa terlalu tergantung dengan Coach lagi!
Inilah proses empowerment atau pemberdayaan yang ditawarkan dalam proses coaching. Menjadi juara sejati dalam dunia entrepreneur berarti mampu mengolah diri sendiri dan pola pikir secara handal dan konsisten sehingga dapat mendayaoptimalkan segenap potensi dan kesempatan bisnis sekecil apapun. Sudah siapkah anda menjadi juara di bisnis anda?

*Tulisan ini dibuat pada ketinggian 10.000 meter diatas permukaan laut, dalam sebuah perjalanan mengikuti Konferensi Coaching tingkat dunia di Berlin.

Rabu, 21 Agustus 2013

TESTIMONIALS

Sejak awal berdirinya, ActionCOACH Surabaya (SEA Corp.) telah mencetak banyak businessman sukses. Selain perbaikan sistem bisnis, kinerja tim, dan  peningkatan omzet, beberapa diantaranya, bahkan meraih penghargaan bertaraf nasional sampai internasional, seperti Best Master Franchise Indonesia (untuk salah satu lembaga pendidikan nasional), Best Franchise Concept, beasiswa dari pemerintah Belanda untuk para wirausahawan muda berprestasi, serta Best Enterpreneuer Award seAsia-Pasifik 2013. Berikut merupakan beberapa kesaksian dari klien ActionCOACH Surabaya (SEA Corp.): 

Coaching for New Strategis 

Caroline & Catherine Iwakusuma - IGLOO ICE

"Sejak ikut program coaching ActionCOACH kami mendapatkan prinsip dan taktik bisnis yang belum pernah terpikir selama ini, sehingga cara pandang kami terhadap bisnis berubah menjadi game yang menarik untuk dimenangkan!"

Coaching for Business Growth

Yantje Wongso - PT. Biru Semesta Abadi
"Sebuah perjalanan yang luar biasa bekerjasama dengan ActionCOACH yang mampu memberikan masukan berharga bagi kami, yang sedang bertumbuh menjadi perusahaan nasional dan memberikan kemajuan yang sangat berarti bagi organisasi kami.
Bahkan, dalam periode coaching dengan ActionCOACH, kami berhasil meraih "The Best Business Concept" dalam event Franchise Award 2008 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI). Terima kasih ActionCOACH".

Coaching for Discipline

Billy Firmansyah - Pempek Ny. Farina
"Kami sangat bersyukur mengenal ActionCOACH, karena mendapatkan banyak ilmu dan strategi yang efektif serta mudah diterapkan. Manajemen Ny. Farina menjadi rapi dan teroganisir, serta ada kejelasan dan disiplin dalam mencapai sasaran bisnis kami."

Coaching for Bigger Goals  

Michael T. Soesanto - CV. Sumber Prima Sejahtera
"Dramatis, cashflow perusahaan kami meningkat 550% hanya dalam waktu 5 bulan. Sistem marketing, penagihan, dan kontrol proyek di lapangan berjalan sangat efisien dan efektif. Terlebih lagi, mindset team kami di CV. Sumber Prima Sejahtera telah berubah dan semangat kerjanya sangat berbeda sekarang. Bersama ActionCOACH kami mencanangkan untuk bermain di level yang lebih tinggi lagi. Business is FUN!"

Coaching for Greater Confidence


Kris Dwiantoro - PT. Nisrina Indonesia
"ActionCOACH telah meningkatkan dan merubah cara kami melakukan bisnis dan melatih merumuskan strategi efektif untuk setiap permasalahan bisnis. Kami menjadi independen, percaya diri, dan berwawasan luas. Dan yang paling penting adalah TIM kami menjadi kuat dan mampu menyokong bisnis kami secara berkesinambungan, dengan kualitas yang semakin meningkat. 
Alhasil, bisnis menjadi terstruktur, tim menjadi bersemangat, arah ke depan menjadi jelas, dan omzet melejit hingga 171% dibandingkan sebelum mengenal ActionCOACH. Sekarang kami sangat percaya diri dalam berekspansi dan merambah bisnis apapun di kemudian hari."

Coaching for Productivity


Erik P. Nitiutomo - PT. Sum Yatraguna
"Bersama ActionCOACH kami mampu meningkatkan produktivitas sales force dan menjaga stabilitas omzet bulanan. Di saat dealer lain turun 3%, penjualan kami justru meningkat 8%. Kunci keberhasilan kami terletak pada konsentrasi."

Coaching for Strong Fundamentals

JK. Yuswan - Verona Office Chair
"Setelah mengikuti ActionCOACH kami mendapatkan manfaat luar biasa yang menjadi pijakan kuat kami untuk bersaing dan berkembang terutama dalam hal mindset, strategi pemasaran dan penjualan serta SDM/HRD. Kami sangat bersyukur, saat kami membutuhkan hal-hal di atas, kami bertemu dan bergabung dengan ActionCOACH yang merupakan salah satu keputusan terbaik yang pernah kami lakukan."

Coaching for Asset Optimization
Budi Kurniawan & Maya Sari Kahuni - Garnett Surface
"Kami mendapatkan ilmu-ilmu praktis tentang manajemen tim, sehingga kami mampu mengoptimalkan asset SDM kami. Selain itu kami diajarkan tentang pengelolaan uang, dan hasilnya sungguh menggembirakan: Cashflow kami meningkat hingga 400% dalam waktu 5 bulan dan sekarang kami memiliki regulasi, strategi, dan cara pandang yang solid agar bisnis maju dan tajam. Bravo ActionCOACH!"

Coaching for Clarity of Vision


Irwan Susilo & Dwi Hananto - Geospasia
"Kami mendapatkan bimbingan dan arahan dari segi pengembangan bisnis, penajaman visi, pengelolaan manajemen dan keuangan, sehingga langkah kami menjadi lebih jelas dan sistem bisnis berjalan jauh lebih baik. 
Lebih dari itu, omzet kami mengalami peningkatan 175% hanya dalam waktu 6 bulan. Sekarang, kami mantap dan optimis untuk menentukan target omzet dua kali lipat dari tahun sebelumnya."

Coaching for Leadership 

Suhendra - UD. Mahayana
"Selama proses coaching, salah satu hal terpenting yang saya dapatkan adalah perubahan mindset saya sebagai leader perusahaan. Point penting yang kami capai adalah sudah terbentuknya team untuk perkembangan kami ke tahap berikutnya. Bisnis kami semakin terarah dan bersinergi karena memiliki orang yang tepat di posisi yang tepat."

Coaching for Winning the Competition

Erfan Suyanto - Wapo
"Melebihi harapan, setelah bergabung dengan ActionCOACH, tidak hanya mendapat ilmu yang aplikatif, namun bisnis saya sekarang tertata baik, cashflow menjadi bagus, sistem dan team terbangun kokoh di jalur yang benar. Saya mantap masuk ke 'jalur cepat persaingan bisnis resto'. 


Sabtu, 17 Agustus 2013

Pengambilan Suara Spot Iklan "From Super-Boss to Super-Team"


24 Juli 2013 - Suasana pengambilan suara spot iklan "From Super-Boss to Super-Team" untuk disiarkan di Radio Suara Surabaya (SS).