More Video! Visit : BARACoaching Channel on Youtube

Kamis, 03 Desember 2015

SIAPA SUKA MEETING? - By: Coach Humphrey Rusli *

Siapa yang suka meeting?
Jika pertanyaan ini diajukan kepada 10 orang karyawan atau anak buah, saya kira hampir semuanya akan menjawab "bukan saya" alias hampir semua orang tidak suka meeting. Nah, fakta menariknya adalah, ketika anak buah tadi menjadi bos dan memiliki usaha sendiri. Mereka lebih menyukai meeting (karena mungkin ini sekarang bisnisnya, dan maju mundurnya usaha, tergantung oleh dia) dibandingkan dengan dulu ketika jadi karyawan. Bahkan ada bos yang hampir tiap hari selalu mengadakan meeting. This is what i call a meeting junky.
Sebenarnya apakah meeting ini sebuah pekerjaan, sebuah keharusan, ataukah hanya buang-buang waktu dan tenaga belaka?
Mengapa banyak meeting yang berujung menjadi sarana untuk cerita ngalor ngidul, terkesan tidak terarah dan diakhiri dengan tidak jelas? Apa yang salah? Bukankah seharusnya meeting itu sesuatu kegiatan yang produktif?
Berikut ini 2 panduan sederhana untuk menciptakan budaya meeting yang efektif secara hasil dan efisien secara waktu.
1. Meeting Harus Memiliki Topik Spesifik
Kesalahan yang sangat sering dilakukan pemimpin meeting adalah: masuk ke ruangan meeting tanpa memberitahu anggota meeting sebelumnya, apa atau topik apa yang hendak dibahas saat itu.
Inilah kesalahan klasik yang membuat meeting berlarut-larut, tanpa arah tujuan yang jelas dan sering malah menimbulkan masalah-masalah baru. Jika anda pernah meeting lebih dari satu jam, bahkan 2-4 jam, maka ini adalah indikator kuat kalau meeting anda tidak terarah dan kemungkinan besar anggota meeting tidak paham topiknya sebelum mereka masuk ke ruangan meeting. Meeting yang efektif dan efisien seharusnya tidak lebih dari 45 menit.
Jadi untuk melaksanakan sebuah meeting, pemimpin meeting wajib mengirimkan topik apa yang akan dibahas, data apa yang dibutuhkan, dan ekspektasi sumbangsih pikiran apa yang ingin diminta dari setiap anggota meeting yang diundang minimal 24 jam sebelumnya. Sehingga ketika meeting dimulai, semua anggota sudah siap dengan alternatif jawabannya.


2. Time Keeper
Tidak adanya time keeper atau pemandu waktu dalam meeting yang menyebabkan meeting molor di luar rencana awalnya. Time keeper ini tidak harus pemimpin meeting, tapi biasanya diserahkan ke pihak notulen yang mencatat hasil meeting tersebut.
Tugas dari time keeper ini adalah memberikan kode kepada pemimpin meeting bila waktunya sudah hampir habis. Jadi misal waktu yang dialokasikan adalah 45 menit, maka ketika waktu yang tersisa tinggal 10 menit, si notulen akan memberikan aba-aba dan kemudian pemimpin meeting akan mengarahkan anggota meeting untuk menyimpulkan tindakan apa yang disepakati, resiko apa yang siap ditanggung, siapa yang bertanggung jawab, apa support yang diberikan oleh manajemen, kapan mulai action-nya, dan sebagainya.
Lalu, bagaimana bila sampai akhir waktu meeting, kesimpulan belum dapat diambil?
Pemimpin meeting bisa memberikan jadwal untuk meeting lanjutan di hari dan waktu yang lain dengan catatan:
- Hari dan jadwal meeting lanjutannya telah disepakati di saat itu juga dan semua pihak paham data atau informasi apa yang harus disiapkan lebih lanjut, sehingga membuat meeting berikutnya dapat ditutup dengan kesimpulan Action yang jelas.

Nah, sudah siapkah anda memiliki budaya meeting yang produktif di perusahaan anda? Sukses untuk Anda!
Salam The NEXT Level!

* Coach Humphrey Rusli:
- Coach of the Year 2014 (BEF Award Indonesia 2014);                                          
- Sales Coach of the Year 2012 se-Asia dan Australia;

- Associate Coach of the Year 2013 tingkat Internasional (44 negara).

0 komentar:

Posting Komentar