Anda mungkin sudah jarang
naik travel. Tapi mudah-mudahan masih bisa menangkap makna cerita saya berikut
ini.
“Pak (sopir),
bisa berhenti di toilet?“, begitu suara penumpang di bangku paling
belakang.
Karena nggak
ada balasan, penumpang di deretan tengah mempertegas: “Pak, ini ada yang mau ke
toilet”.
Pak Sopir pun
menjawab lirih: “Waduh”.
Lalu sedetik
kemudian menjawab lebih keras: “Nanti kalau ada pom bensin yaa”.
Saat itu,
saya bisa merasakan betapa penumpang di belakang tadi sangat butuh untuk segera
ke toilet. Dan di sisi lain, saya juga merasakan kejengkelan pak sopir,
karena perhatiannya jadi terpecah, antara harus segera mencari pom bensin
(SPBU) terdekat dengan fokus jalan. Padahal jalanan sedang padat, cenderung
macet.
Meskipun
begitu, tidak seharusnya pak sopir memberikan respon seperti di atas. Karena
tak bisa dipungkiri, kesannya lebih terdengar menggerutu dan kurang berempati.
Saya pun
langsung berangan-angan, bagaimana mengajari para front liner agar bisa memberi respon yang tepat pada kejadian
seperti ini? Dan bagaimana para owner
dan supervisor aware tentang hal
semacam ini?
Di bisnis
apapun, customer butuh respon segera
dan penuh perhatian. Bukan hanya saat menangani claim atau complaint, tapi
sejak calon customer mendatangi
gerai. Responnya bisa dalam bentuk: segera menyapa dengan sopan atau memberikan
perhatian.
Bisnis hospitality, seperti hotel dan restoran
sangat mengedepankan hal ini. Juga bisnis lain di bidang jasa, seperti salon
kecantikan, spa, bengkel, dan lain-lain. Apalagi bila produknya tak punya
keunggulan atau brand-nya belum bisa
diunggulkan. Maka kualitas pelayanan menjadi tolok ukur pertama.
Pada kasus di
atas, salah satu solusi yang bisa diberikan adalah dengan mengandalkan
kecanggihan teknologi yang semakin pesat. Pak sopir bisa mengintip gadget-nya, dan segera tahu seberapa
jauh SPBU terdekat. Dengan aplikasi pada gadget, sopir juga bisa tahu jalan mana saja yang macet dan tidak,
sehingga bisa mengambil jalan alternatif yang cepat untuk menuju SPBU.
Setelah itu dia
bisa menginformasikan, seberapa lama penumpang masih harus menahan ‘kebutuhan
khusus’nya. Meski hanya sekedar menginformasikan, penumpang akan merasa lega,
karena diberi perhatian.
Semoga kita
tidak lupa mengajari para front liner
untuk berempati kepada calon customer agar
kita tidak sampai disibukkan pada complaint
customer.
Salam The NEXT Level!
* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki
pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise
otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The
Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah
banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih
menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam
bisnisnya.
0 komentar:
Posting Komentar