Yang dimaksud property umumnya adalah tanah, ruko,
gudang, apartment atau rumah tinggal.
Satu hari ada seorang client bertanya tentang beli
property pada saya.
“Coach, apakah (saat ini) saya boleh beli property.
Apakah sekarang saat yang tepat untuk beli property?”
Saya hanya mengumbar senyum dan menjanjikan akan
membahas topik tersebut di sesi berikutnya.
Ada macam-macam alasan saat kita membeli property. Yang
paling popular, sebagai tabungan atau simpanan. Dan alasan lain yang menarik
adalah kepemilikan property itu bisa dicicil.
Nah, alasan yang satu ini bisa membuat orang ngotot
menyisihkan uang (buat membayar cicilan).
Mengacu pada A-S-P-C (Asset, Sales, Profit, Cash),
maka setiap orang yang ingin mencicil property, harus melihat nett cash nya.
Bila tiap akhir bulan tersedia nett cash yang setara dengan laba bersih, maka
bolehlah dia mencicil sebesar nett cash nya tadi. Itupun dengan catatan, masih
ada harta bersih (harta bersih adalah keseluruhan harta, termasuk modal lancar
ditambah piutang dan dikurangi hutang).
Maksud saya, perputaran dana atau modal untuk usaha
harus diutamakan. Sisanya (nett cash) baru boleh dipakai untuk belanja/ mencicil
property.
Bila property itu untuk kepentingan perluasan
usaha, maka seluruh beban keuangan yang timbul haruslah diperhitungkan sebagai
biaya. Pembelian property untuk pengembangan usaha berarti menambah modal
usaha.
Jadi, utamakanlah kebutuhan dana untuk kelancaran
usaha kita. Jangan memaksakan diri untuk membeli property, selama bisnis kita
belum mantap dan sehat.
Salam The NEXT Level!
* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki
pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise
otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The
Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah
banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih
menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam
bisnisnya.
0 komentar:
Posting Komentar