Karena pak M
(manager) akan pensiun, maka atas permintaan Owner, staf S sebagai yang paling
senior di divisi tersebut, dipersiapkan sebagai kader pengganti pak M.
Suatu hari,
pak Owner menyampaikan kepada saya :
"Mengkader
itu ternyata sulit ya, Coach?
"Oh
ya?" tanya saya dengan nada heran.
"Ini
buktinya, manager saya tidak bisa mengkader anak buahnya."
Setelah
omong-omong, saya akhirnya tahu, apa yang dilakukan si manager. Ternyata si
manager hanya mengajarkan tugas-tugasnya saja. Hanya 'mengalihkan' job desc manager ke stafnya.
Si manager
tidak meng-identifikasi skill gap
yang muncul bila nantinya si staf berperan sebagai manager. Selain itu, si
manager juga tidak mengenali dulu, bagaimana leadership si staf. Apakah lemah, ataukah mampu bila harus memimpin
teman-teman sejawatnya.
Di akhir sesi
coaching, sang Owner akhirnya menyadari,
kaderisasi sebenarnya tidak sulit. Memang masuk akal, bila staf yang paling
mumpuni dan senior dipersiapkan untuk menjadi pengganti. Tapi, jangan lupa
membekali dengan latihan untuk pembentukan leadership.
Karena seorang manager tidak hanya me-manage,
tapi sekali waktu juga harus berperan sebagai leader.
Leader bukan cuma sekedar membagi-bagi tugas. Leader juga perlu mengenali karakter anak buah. Leader butuh kharisma. Leader harus mampu menginspirasi,
menggerakkan atau memotivasi.
Apakah Anda
mengenali karyawan-karyawan yang berpotensi jadi leader?
Salam The NEXT Level!
* Coach Suwito Sumargo:
- Memiliki
pengalaman membangun Bisnis Keluarga dan franchise
otomotif yang sukses selama lebih dari 30 tahun.
- The Winner Supportive Coach of The
Year 2014.
- The Winner System Award 2014.
- Telah
banyak membantu kliennya mendesain bisnis yang lebih efektif, lean dan lincah serta lebih
menguntungkan dengan mengurangi bahkan meniadakan kebocoran-kebocoran dalam
bisnisnya.
0 komentar:
Posting Komentar