Banyak sales tidak menyadari, bahwa soft
selling merupakan teknik penjualan yang harus dikuasai selain hard selling. Soft selling, yang disebut-sebut sebagai teknik dasar negotiation skill ini berkaitan dengan
strategi (taktik) menjual yang tujuannya membuat konsumen tidak merasa
‘dirugikan’ atau mau membeli tanpa merasa ‘dijuali’, bahkan bangga membeli/
menyepakati kerjasama.
Setelah
mengupas beberapa tema penjualan (sales)
sebelumnya, kali ini ActionCOACH BARACoaching Surabaya kembali mengadakan training bertajuk “Soft Selling”, Kamis
(27/08/15) lalu. Erfina Hakim, selaku pembicara memaparkan poin-poin penting,
mulai apa itu soft selling, hal apa
yang harus dihindari, bentuk dan teknik, sampai tips bertanya dalam soft selling.
“Dalam
soft selling, yang terpenting adalah
tekniknya, bukan medianya. Jadi bagaimana kita menyampaikan secara persuasif, nampak
dalam visualisasi fisik yang wajar bahkan elegan, dan jauh dari kesan mendesak
atau provokatif,” ujar Erfina.
Lebih
lanjut, wanita yang akrab dipanggil bu Fina ini menyampaikan 3 kunci yang perlu
dicermati dalam menjual dengan teknik soft
selling. Pertama, menyampaikan dari
sudut pandang dia (pembeli). Poin ini bisa dilakukan dengan memahami temperamen
calon pembeli, menemukan kebutuhan, bukan keinginan pembeli, dan paham teknik
komunikasi dengan pembeli.
Kedua
sesuai dengan kondisi Anda (penjual), dan terakhir melakukan dig deep atau menggali informasi lebih
dalam tentang calon pembeli.
“Semua
komposisi di atas harus Anda sempurnakan dengan pemilihan kata-kata (words), permainan voice, dan tampilan body
language atau bahasa tubuh. Dalam penjualan, body language memegang peran sebesar 55% dalam keberhasilan closing dengan pembeli. Lebih besar dari
2 poin sebelumnya, words hanya 7% dan
voice hanya 38%.”
Dalam
training half day ini, wanita yang dikenal
sebagai trainer yang friendly dan
selalu ceria ini menyampaikan beberapa tips teknik bertanya dig deep (menggali lebih dalam). Pilihan
kata tanya apa saja yang sebaiknya dipakai dan kata tanya apa saja yang justru
harus dihindari. Sebelum kemudian sharing
dengan para peserta tentang bagaimana prakteknya dan kendala di lapangan.
Erfina
menegaskan, mengaktifkan ‘radar’ soft
selling seperti mengaktifkan HP kita. Buka akses untuk banyak berkenalan
bahkan bertemu orang dan terus instrospeksi teknik komunikasi dari sudut kita.
“Saya
harap setelah pelatihan ini, para peserta bisa dengan mudah men’drive’ dan menutup (closing) penjualan secara elegan, dan lawannya (pembelinya) justru
antusias dengan kita,” harap wanita yang punya passion terbesar mengajar, melatih dan berbagi pengalaman dengan
orang lain ini.
0 komentar:
Posting Komentar