Apa
reaksi Anda ketika mendengar kata rockstar?
Mungkin ada yang beranggapan negatif tentang penyanyi rock. Mereka sering
dipersepsi buruk, dengan gaya tampilan yang sering keluar dari aturan atau ‘pakem’
yang ada. BARACoaching Surabaya (ActionCOACH East Java-Bali) mendobrak
pemikiran tersebut dalam forum CEO Business Gathering, bertajuk “Think Like A
Rock Star”.
Forum
yang diadakan pada Senin (18/08/14) ini merupakan gathering ex klien
BARACoaching Surabaya. Coach Han Budiyono selaku pembicara bertutur, ada
nilai-nilai dari seorang rockstar
yang bisa diteladani oleh pelaku bisnis dewasa ini. Salah satunya, berani
tampil beda dan tidak khawatir meskipun orang lain tidak bisa menerima penampilan
atau bahkan pemikiran mereka.
Mereka
sering bertingkah laku di luar kebiasaan pada umumnya. Contohnya, grup Slank yang
lebih memilih bergaya ‘natural’ waktu konser. Buat mereka, kostum panggung yang
glamour, malah tidak cocok, karena
tidak bisa dipakai dalam aktivitas keseharian.
“Para
bintang rock benar-benar yakin dengan apa yang diyakininya, meskipun orang lain
tidak. Satu nilai yang bisa dikorelasikan dalam bisnis sekarang, adalah being true to yourself. Sekarang ini
masih banyak, calon pebisnis yang memulai bisnis dengan usaha yang sedang ngetrend. Pandangan ini keliru. Only do or sell something that you truly
believe. Juallah produk atau jasa yang sesuai hati nurani Anda,” papar CEO
sekaligus pendiri BARACoaching Surabaya ini.
Teladan
lain yang bisa diambil dari seorang rockstar
adalah selain lagu, mereka paham bahwa publikasi wajib hukumnya. Seorang
pebisnis juga dituntut untuk paham, bagaimana agar produk atau jasanya dikenal orang.
“Business owner harus jago dalam sales dan marketing. Meskipun bisa saja
tim kita yang mengerjakan tugas-tugas marketing, branding, dan promotion,
namun secara konsep tidak bisa didelegasikan. Tugas sebagai pemilik bisnis,
adalah mengetahui bagaimana konsepnya sehingga apa yang tim lakukan bisa tepat
sasaran.”
Popstar Punya
Penonton, Rockstar Punya Pengikut
Ada
yang mengatakan “popstar punya
penonton, rockstar punya pengikut”. Fans
rockstar tidak merasa hanya melihat
konser atau pertunjukan, mereka benar-benar menjadi penonton yang fanatik.
Nilai
positif lain yang bisa dipelajari oleh pebisnis dari seorang rockstar adalah mencari loyalis, bukan
sekedar customer. Yang harus
dilakukan adalah mengubah mindset,
hanya mencari short term customers.
Pemilik bisnis hendaknya bukan hanya menjual produknya, namun mengetahui
bagaimana langkahnya agar customer
yang didapat, menjadi loyalist (raving fans) produk dan jasanya.
Selanjutnya,
old style vs new style. Jika dulu
usaha Anda berada di ‘atas angin’, maka belum tentu berlaku juga untuk sekarang
atau ke depannya. Untuk itu, seorang pemilik bisnis harus selalu menemukan cara
untuk mengupdate bisnisnya sesuai
perkembangan jaman.
Ibarat
kolam ikan, yang akan habis jika diambil ikannya secara terus-menerus. Maka
harus dipikirkan bagaimana caranya agar ikan menjadi produktif dan menghasilkan,
sehingga tidak akan habis, meskipun dipancing terus-menerus.
Kita
sering melihat gaya hidup seorang rockstar yang suka berpetualang dan
bersenang-senang. Nilai ini juga bisa diambil oleh para pemilik bisnis.
“Teladan
pentingnya adalah be above normal
sometimes to learn and develop. Jadi, bukan hanya bersenang-senang, namun travel to style and learn. Bagaimana dalam
perjalanan, kita bisa mengambil nilai-nilai pembelajaran yang akan mengubah
cara pikir terhadap sesuatu, khususnya terkait bisnis. Ya, misal merencanakan travel untuk mempelajari budaya
sekaligus bagaimana cara berbisnis baru yang belum kita lihat sebelumnya,”
papar coach Han, pelatih bisnis yang punya predikat Platinum Mentor Coach dari
ActionCOACH Internasional ini.
0 komentar:
Posting Komentar