Perjalanan
kali ini saya menggunakan maskapai Etihad yang mempunyai Hub di Abu Dhabi. Karena
menurut peringkat dunia, Etihad
ini masuk di 10 maskapai penerbangan terbaik dunia, maka tentunya saya punya harapan yang sangat
besar dengan melihat nama dan hasil penilaian lembaga independen. Ini adalah
harapan seorang customer terhadap produk yang dia
beli.
Bahkan
sebelumnya saya sudah mencari di internet seperti apa nantinya pesawat ini,
konfigurasi tempat duduk, tipe tempat duduk, makanan, entertainment dan pramugarinya.
Nah
inilah kenyataannya. Masuk
pukul 11.00 malam. Di
pintu masuk, kebersihan
ternyata rata-rata saja, tidak
ada yang istimewa. Tempat
duduk, yah lumayanlah cukup
untuk orang seukuran saya
dengan tinggi 180cm.
Setelah
take off, mulai buka entertainment video, film tidak terlalu
baru tetapi lumayan banyak
juga, game standard ada. Nah, masalah timbul ketika
kursi anak saya tidak bisa ditidurkan. Wah, 7.5 jam perjalanan dengan kursi tegak
akan sangat melelahkan. Ternyata setelah tengok kanan-kiri ada beberapa
penumpang mengalami hal sama.
Akhirnya
saya berpindah tempat duduk dengan anak saya dan meminta bantuan pramugarinya. Dari beberapa
penumpang lain yng mengalami masalah sama, saya termasuk yang bernasib tidak
terlalu baik karena kursi saya tetap tidak dapat ditidurkan. Saya hanya berpikir, kalau ini top 10
terbaik di dunia bagaimana yang di luar ini.
Kemudian
kita transfer di Abu Dhabi, dengan ganti pesawat yang malah bikin saya deg-degan karena pesawat
yang di pakai adalah Allitalia dan mereka beberapa tahun lalu mempunyai
reputasi yang kurang bagus, walaupun tahun lalu saham mereka sebagian besar
dibeli Etihad. Ditambah dengan kejadian di Etihad, saya hanya membayangkan apa yang akan terjadi. Boarding, pesawat
sedikit lebih tua, entertainmet system
kelihatan lebih jadul, tapi
ternyata kursinya lebih lega, dan
yang penting dapat ditidurkan. Pramugarinya
yang katanya sangat tidak ramah ternyata ramah-ramah. Wah, bisa istirahat
akhirnya untuk next 7 jam lagi.
Pulangnya
kedua pesawat adalah kepunyaan Etihad dan mulai dari kursi sampai entertainment system berfungsi dengan
baik, tetapi..nah
ini tapinya..tempat
duduk kami berjauhan dan tidak
ada yang berdekatan. Ada
yang di no 16, 21, 25, 27 dan 28.
Ketika kita minta
untuk yang berdekatan karena kita adalah family
dan ada anak kecil, petugas di bandara bilang sudah tidak bisa: “Karena
anda di grup tour, jadi tukar saja dengan member grup yang lain”. Akhirnya kita arrange sendiri tempat duduknya. Puji Tuhan penerbangan
pertama bisa berdekatan dalam satu deret. Penerbangan kedua (Abu Dhabi –
Jakarta) walaupun sudah ditambah dengan meminta bantuan grup tour
lain tetap saja tidak bisa dijadikan
satu deret atau berdekatan.
Rangking
bagus, pujian tinggi
yang sudah dimiliki tidak boleh membuat kita lengah dalam mempertahankan
kualitas yang
ada. Kalau kita tidak bisa berbenah dan selalu melaksanakan improvement terhadap barang atau jasa yang
kita deliver ke customer, maka kompetitor
kita akan selalu melihat kesempatan untuk membuat customer kita beralih ke mereka.
Salam The NEXT Level!
0 komentar:
Posting Komentar