"Memang beliau berpengalaman,
tapi nggak
fleksibel,"
demikian komentar seorang anak muda tentang seorang koleganya.
Atau pernah dengar komentar seperti
ini:
"Saya nggak habis pikir anak
muda jaman sekarang, kerja nggak
pakai kantor, jam sekenanya dan kerja di rumah. Siapa yang mau bayar orang kerja begitu?"
Ini komentar seorang berusia 50 tahun tentang keponakannya.
Inilah yang sedang terjadi di seputar
dunia kerja kita, dan akan semakin kelihatan perbedaan yang tajam dalam tahun-
tahun yang akan datang.
Apa sebabnya? Tentu saja karena setiap
orang dalam tim kita berbeda. Coba kita soroti lebih dalam. Dalam perkembangan
bisnis akhir-akhir kita, setidaknya ada 3 generasi yang bersama-sama bekerja.
Generasi "baby boomer"
(48-65 tahun), gen "X" (35-47 tahun), gen "Y" (17-34 tahun)
dan yang paling bontot, gen "Z" (yang kira-kira lahir di atas tahun 2000- belum
bekerja).
Saya pribadi mendapati bahwa cara setiap
generasi bekerja berbeda. Dan
karena disebabkan oleh perkembangan teknologi yang luar biasa cepat, maka perbedaan ini
jadi semakin tajam.
Baby
boomer misalnya, berpendapat bahwa
yang disebut bekerja itu ada waktunya, misalnya jam 8 sampai 5 dan di tempat
tertentu (kantor, pabrik dan lain-lain).
Sedang gen Y berpendapat, karena kecanggihan
teknologi, mereka bisa berkantor di mana saja, atau sambil ngopi di cafe. Baju casual, yang penting gadget
harus dibawa dan harus on. Mereka bisa bekerja di segala waktu. Anywhere,
anytime, casual outfit.
Sebaiknya boomer: one place, working hour, professional
outfit atau seragam kantor.
Jadi dengan perbedaan tersebut, bagaimana jika
mereka ada dalam 1 tim? Bagaimana kita sebagai pebisnis memimpin atau me-manage mereka untuk dapat mengerjakan
proyek bersama? Apakah
kelebihan masing-masing generasi bisa didayagunakan untuk kepentingan usaha? Mari kita telaah plus dan minus-nya secara singkat:
Baby
boomer: Berpengalaman, matang
dalam pengambilan keputusan, biasanya lebih bijak memahami tantangan di depan. Rata-rata anak mereka
sudah besar atau dewasa sehingga mereka lebih fokus bekerja.
Gen X. Pendidikan formal baik, cukup punya
pengalaman bekerja, melek teknologi (mereka ada di masa transisi dari teknologi
analog ke digital), kandidat terbaik memegang kepemimpinan.
Gen Y. Melek teknologi, biasanya tidak hanya
mendapat pendidikan formal, tapi mampu self-learning
dari berbagai sumber di seluruh dunia menggunakan Internet. Sosialiasi menurut
mereka tidak harus selalu dengan tatap muka. Bekerja kadang-kadang tidak dengan
aturan tertentu.
Tantangan perbedaan generasi inilah
yang dihadapi pebisnis sekarang. Ada 3 kiat yang menolong para pemimpin
tim (biasanya gen X) untuk memadukan dan me-manage
tim-nya sehingga mempunyai kekuatan yang luar biasa.
1. Fokus
Temukan
tujuan bersama yang ingin dicapai oleh semua orang dalam tim. Fokus pada kekuatan
dan talenta anggota tim yang saling memberi dampak baik pada tim.
2. Komunikasi
Buatlah
sistem komunikasi yang mudah untuk semua orang sehingga informasi yang sama
untuk setiap orang, just in time, all the time.
3. Customize
Pastikan
Anda menjaga semangat tim untuk melakukan pekerjaan mereka lebih baik, lebih
cepat, dan lebih hemat dengan memberikan insentif yang berhubungan dengan
prestasi mereka. Pemberian
insentif yang aturannya seragam tidak lagi cocok untuk tim berbeda generasi.
Siap meng-optimal-kan tim Anda? Salam The NEXT Level!
0 komentar:
Posting Komentar