Punya kharisma saja, ternyata
tidak cukup untuk mendapatkan respek dan dukungan anak buah. Selain itu,
seorang leader harus bisa memahami
mereka sesuai karakter masing-masing. Hal itu yang dibahas dalam Training Full
Day “Leadership Oke”, Jum’at (25/04) lalu. Acara yang dihadirkan oleh
BARACoaching Surabaya (ActionCOACH East Java-Bali) ini bertempat di Office
BARACoaching, Pakuwon Trade Center (PTC) Surabaya.
Erfina
Hakim, selaku Head of Training Division
sekaligus pembicara berkata, bahwa training
ini hadir berdasarkan kebutuhan para leader
untuk mendapatkan, mengelola, dan menempatkan anak buah sesuai dengan kebutuhan
prioritas usaha.
“Fenomena
yang banyak terjadi, para leader kurang
paham bahwa manusia sebagai individu yang dinamis dan perlu penyesuaian diri (beradaptasi)
dalam setiap lingkungan, termasuk lingkungan bisnis. Itu kenapa perlu adanya
seni memimpin yang disesuaikan dengan karakter dari masing-masing anak buah.
Karena tidak semua karyawan bisa diperlakukan sama,” papar Erfina.
Ada
beberapa hal yang mesti diperhatikan terkait dengan pemahaman aspek manusia
sebagai individu yang dinamis dalam penyesuaian diri. Diantaranya, yaitu
karakter, temperamen, sikap, stabilitas emosi, responsibilitas, dan
sosiabilitas.
Karakter
seseorang akan berujung pada konsekuensi dan konsistensi berpendirian. Sedangkan
temperamen lebih pada disposisi cepat atau lambat seseorang itu bereaksi. Sikap
menentukan cara seseorang memberikan sambutan, dan stabilitas emosi berupa
keseimbangan luapan atau ungkapan emosi seseorang.
Selain
itu ada responsibilitas dan sosiabilitas. Responsibilitas berhubungan dengan
kesiapan resiko dan sosiabilitas berupa hubungan interpersonal dengan orang
lain dalam lingkungan atau tempat dia bergaul.
“Karakter
itu bersifat semi permanen, dimana jika kita tidak menginginkannya lagi, maka dengan
mudah kita bisa menghapusnya,” ujar wanita berlesung pipi yang akrab dipanggil
bu Fina ini.
Selama
ini, sebagian besar para leader salah
menentukan komposisi karakter dalam tim, sehingga sulit untuk mensinergikan dan
mendongkrak kemajuan bisnis. Yang dimaksud komposisi karakter adalah jumlah
ideal karakter yang harus ada dalam setiap divisi. Misal tim marketing, maka
karakter calon karyawan seperti apa yang harus ditempatkan di bagian itu. Hal
ini juga berlaku untuk divisi lain.
“Itu
kenapa pemilik bisnis, leader atau
para pelaku HR harus punya bekal tentang apa saja yang harus diperhatikan
ketika proses interview. Poin ini
penting dalam proses selektifitas dan pendelegasian tugas,” tambah bu Fina.
Selain
mengupas step by step proses interview calon karyawan yang benar dan
efektif, training “Leadership Oke”
juga mempelajari langkah-langkah menempatkan karyawan sesuai kebutuhan
prioritas usaha, tips meningkatkan kesetiaan dan produktivitas, sampai seni
memimpin sesuai dengan karakter anak buah.
“Ada
tiga hal yang saya harapkan setelah para leader
bisnis mengikuti training ini.
Pertama, adanya kesadaran bahwa manusia itu sebagai makhluk dinamis yang selalu
berubah, dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Kedua, dia bisa memilih,
menempatkan, dan mengelola SDM yang ada, untuk sinergi tim menuju perubahan
yang lebih baik. Terakhir, leader
bisa menjadi orang yang bisa mewakili perusahaan agar anak buah bisa menerima
dan dengan ‘sukarela’ bekerja sesuai budaya perusahaan. Nah, ketika ketiga hal
ini sudah berjalan, maka happiness at
work akan terbentuk, dan bisa mendongkrak kemajuan bisnis,” tutup wanita yang
juga interest di otomotif ini.
Informasi yang sangat bermanfaat, salam hangat dari Pembicara Wanita
BalasHapusTerima kasih ibu atas responnya.
BalasHapusBoleh tim kami menelfon ibu untuk sekedar sharing, di no berapa ibu?