Mencari kecocokan dalam kerja,
sama seperti ketika kita mencari jodoh dalam hidup. Jadi perlu proses penyesuaian
tiada henti sebelum menuju kebahagiaan atau kepuasan dalam kerja.
Hal itu adalah inti dari sesi
motivasi bertajuk “Happiness At Work”.
Acara yang diselenggarakan sebagai bagian dari gathering karyawan PT. Aneka Isolasi ini menghadirkan Erfina Hakim,
selaku pembicara sekaligus Head of
Training Division BARACoaching Surabaya (ActionCOACH East Java-Bali).
Bertempat
di Rumah Makan Agis Ahmad Yani Surabaya, Kamis (24/04/14), acara ini diikuti
oleh sekitar 70 peserta jajaran manajemen, terdiri dari CEO dan karyawan PT.
Aneka Isolasi. Di awal acara, Erfina bertutur bahwa inti dari happiness at work adalah seni mengubah ketidakpuasan
kerja menjadi sebuah happiness,
dimana hal itu tidak hanya dilihat dari segi materi atau besar kecilnya gaji
semata.
“Saat
ini masih banyak pemikiran bahwa kebahagiaan dan kepuasan dalam kerja itu
asalnya dari segi financial atau
materi saja. Biasanya hal ini sering dikaitkan dengan besar kecilnya gaji yang
diterima. Padahal itu bukan faktor terbesar penyebab ketidakpuasan dalam
kerja,” tutur Erfina tentang tema acara.
Selanjutnya,
wanita yang akrab disapa Fina ini memaparkan beberapa hal yang menjadi pemicu atau
sumber ketidakbahagiaan dalam kerja. Diantaranya, komunikasi, perhatian, dan
penghargaan yang jarang diberikan oleh atasan atau rekan kerja.
“Penghargaan
di sini bukan hanya bersifat fisik saja, tapi juga memberikan pujian-pujian
kecil. Misal, berikan tepukan di pundak mereka, sebagai apresiasi bangga dan
puas atas hasil kerja mereka,” kata Fina.
Pemicu
lain adalah konflik internal sesama rekan kerja. Biasanya, kondisi ini semakin
membawa ketidaknyamanan karena kurang adanya inisiatif kedua belah pihak (yang
terlibat konflik) untuk menyelesaikan masalah.
“Sikap
terbuka sangat diperlukan dalam situasi seperti ini. Jangan dimulai dengan
siapa yang benar atau siapa yang salah. Tapi mulailah dengan mindset “oh, mungkin saya tidak tahu,
tapi dia yang tahu yang saya tidak tahu”. Dengan sikap terbuka diharapkan kita
bisa punya sudut pandang berbeda, sekaligus bisa mencairkan dan meng’clear’kan masalah,” jelas wanita yang
punya hobi travelling ini.
Lebih
jauh, Fina menegaskan bahwa perusahaan harus hati-hati dengan maksud ‘happiness’ di sini. Happiness dalam kerja jangan diartikan dengan sekedar perasaan
nyaman dengan culture dan lingkungan
kerja yang sehat.
“Konsep
happiness at work yang sebenarnya
adalah bukan hanya bekerja, namun juga berkinerja. Bagaimana karyawan menemukan
rasa memiliki sebuah perusahaan atau bisnis layaknya owner. Seperti, setiap
tindak tanduknya memperhatikan efektivitas kerja. Selain itu, mengingatkan diri
untuk budaya disiplin menggawangi proses, terus melakukan action (pencatatan-perbandingan-evaluasi dan penyesuaian) serta
fokus pada target tujuan prioritas.”
Ada
5 poin happiness at work yang
dipaparkan dalam forum ini. Tiga hal paling penting, diantaranya pertama berpikir
dalam bertindak dengan tidak memperhatikan kemudahan bagi diri sendiri saja,
namun juga bagaimana memudahkan pekerjaan rekan kerja yang lain.
Kedua,
jadikan ketidakpuasaan dalam bekerja sebagai sebuah pemantik dan dorongan, untuk
bangkit dan menemukan pembuktian serta hasil yang lebih baik.
Ketiga,
miliki waktu refreshing sejenak
bersama rekan-rekan kerja di luar jam kantor. Interaksi positif dari hubungan
di luar jam kantor, bukan hanya me’lunturkan’ kepenatan kerja, tapi juga bisa
menemukan ide baru, sekaligus menjadi pembentuk budaya kerja yang sehat.
Di
akhir acara, Erfina kembali menegaskan bahwa mencari kecocokan kerja itu hampir
sama dengan mencari jodoh dalam hidup.
“Setiap
personal atau karyawan menyadari
bahwa dalam bekerja, sebenarnya juga mencari jodoh atau dengan kata lain
kecocokan. Karenanya tidak ada yang namanya karyawan maupun perusahaan ideal.
Semuanya berproses dalam penyesuaian tiada henti.”
0 komentar:
Posting Komentar