Peserta antusias dan sebagian besar merasa puas dengan materi yang diberikan |
96% perusahaan
tidak bisa berjalan tanpa kehadiran pemiliknya. Menghadapi fenomena itu,
ActionCOACH menghadirkan sebuah seminar bertajuk “From Super-Boss To Super-Team”.
Selain punya tim solid, tema ini diangkat, agar pemilik bisnis berujung pada
bisnis yang sukses dan berjalan tanpa tergantung kehadiran mereka.
Bertempat di Master Office
ActionCOACH Surabaya (Ballroom Las Vegas), seminar ini diadakan sampai tiga kali dalam sebulan (4
Mei, 18 Mei, dan 30 Mei 2013). Hal ini untuk menjaga hasil seminar tetap optimal, mengingat antusias
dan banyaknya peserta yang akan hadir.
Di awal acara, Humphrey
Rusli selaku pembicara memaparkan, ekonomi makro Indonesia akan berubah
drastis. Owner bisnis tidak lagi
berhadapan dengan kompetitor lokal saja, tapi juga kompetitor asing. Dan selama
ini, kondisi yang masih terjadi adalah para ‘owner’
tidak fokus pada ‘team building’,
namun lebih menghadapi para customers (konsumen).
Padahal, kewajiban menghadapi konsumen ada pada pundak tim bisnis.
“Kalau para pemilik bisnis
hanya terpusat menghadapi konsumen, begitu juga timnya. Maka, yang ada bisnis
menjadi terbengkalai,” ujar business
coach yang pernah menyabet ‘Associate
Coach of the Year 2012 dan 2013’ tingkat internasional ini.
Lebih lanjut, berbicara
mengenai tim, ada
beberapa kunci untuk membentuk sebuah ‘super-team’.
Yang pertama, adalah strong leadership.
Para pemilik bisnis harus bisa membedakan antara tugasnya dan tugas seorang manager dalam membentuk
tim bisnis.
Seorang manager lebih bertanggung jawab pada pembentukan ‘body and mind’ tim.
Sedangkan leader (pemilik perusahaan)
lebih bertanggung jawab pada pembentukan ‘heart
and spirit’
tim
(kompensasi emosional). Jadi bukan pada masalah teknis pekerjaan.
Kunci selanjutnya yaitu common goal (spesifikasi visi
perusahaan), rules of the game, action
plan, support risk taking, dan 100% involvement inclusion.
“Para pemilik bisnis harus rela
mengambil resiko ketika timnya membuat satu kesalahan. Karena dengan ini,
mereka tahu bahwa timnya punya ‘heart and spirit’. Selain itu, para pemilik
bisnis harus fokus dan terlibat langsung pada pembentukan super-team.
Bagaimana caranya? diantaranya dengan pemberian edukasi dan gather up tim tentang visi dan misi
perusahaan,” papar Humphrey.
Perubahan
‘mindset’
Dari awal diadakan, seminar ini mampu
menyedot banyak peserta. Bahkan, karena keterbatasan tempat, panitia terpaksa
menolak beberapa pemilik bisnis yang akan mendaftar. Hal ini tidak mengherankan,
mengingat tema seminar yang selain menarik, juga berhubungan dengan fenomena
bisnis saat ini.
Di akhir acara, sebagian besar peserta yang hadir mengaku
sangat puas dengan materi yang diberikan. Bagi mereka, ada perubahan mindset yang dimiliki setelah mengikuti
seminar, khususnya terkait dengan sistem bisnis yang tepat dan bagaimana membentuk sebuah tim solid,
dan punya ‘heart and spirit’ terhadap
kemajuan perusahaan.
Diantaranya Lili Imelda, yang mengaku punya tambahan ilmu sebagai bekal
bisnisnya ke depan. Jika seminar lain hanya bersifat motivator saja, tapi kali
ini banyak teknik atau contoh yang diberikan, sehingga peserta mudah mengerti.
“Saya jadi lebih paham bagaimana membuat tim yang bisa dihandalkan,
meskipun tanpa kehadiran saya,” kata wanita pemilik ‘Garmen Kristal Sport Wear’
ini.
Peserta seminar lain, Mondi Setyono, pemilik sebuah bisnis kemasan
kaleng juga mengaku senang mengikuti seminar ini.
“Menurut saya, seminar ini menarik. Selain mendapatkan ilmunya, semua
pertanyaan saya terkait pembentukan super-team juga terjawab,” ujar pria ini.
0 komentar:
Posting Komentar